5 Fakta Satelit Nusantara Satu yang Sukses Meluncur ke Orbit

22 Februari 2019 14:43 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satelit Nusantara Satu. Foto: Pasifik Satelit Nusantara (PSN)
zoom-in-whitePerbesar
Satelit Nusantara Satu. Foto: Pasifik Satelit Nusantara (PSN)
ADVERTISEMENT
Satelit Nusantara Satu milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) berhasil mengangkasa pada Jumat (22/2) pukul 08.45 WIB. Satelit berteknologi high throughput satellite (HTS) pertama milik Indonesia ini meluncur dengan roket Falcon 9 milik SpaceX di Cape Canaveral, Air Force Station, Florida, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Satelit yang sebelumnya bernama PSN-VI ini masuk ke orbit Bumi dan melepaskan diri dari roket Falcon 9, sekitar 49 menit setelah peluncuran dilakukan.
Satelit ini memiliki fungsi untuk memperluas jangkauan layanan serta kecepatan jaringan. Jika sudah beroperasi, Nusantara Satu bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan dan menyediakan koneksi di 25 ribu desa di seluruh Indonesia.
Agar lebih memahami tentang satelit Nusantara Satu, berikut daftar fakta yang perlu kamu ketahui.
1. Satelit Indonesia pertama dengan teknologi high throughput satellite (HTS)
Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso mengungkapkan, satelit Nusantara Satu menggunakan teknologi high throughput yang merupakan perbaikan signifikan dari teknologi konvensional yang digunakan satelit komunikasi lama.
“High throughput satellite memungkinkan kami menggunakan ulang frekuensi sehingga kapasitas lebih tinggi,” katanya kepada kumparan di Orlando, Florida, Amerika Serikat, Rabu (20/2).
Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso di Cape Cannaveral, Florida, Amerika Serikat. Foto: Anton William/kumparan
Satelit konvensional umumnya menangkap dan mengirimkan seluruh frekuensinya ke daerah yang sangat luas menggunakan transponder. Akibatnya, seluruh frekuensi hanya bisa digunakan sekali pengiriman untuk wilayah yang luas.
ADVERTISEMENT
Pada satelit high throughput, frekuensi akan digunakan berkali-kali menggunakan sejumlah spot beam. Satelit Nusantara Satu milik PSN punya 8 spot beam, yang disebut Adi setara dengan 120 transponder.
2. Kapasitas broadband besar
Satelit Nusantara Satu memiliki keistimewaan pada layanan internet broadband. Daya muat data bakal jauh lebih besar jika mengintip satelit di Indonesia yang telah ada.
Ia memiliki 52 transponder yang terdiri dari 38 transponder C/Ext-C Band dan 8 spotbeam Ku-Band dengan total kapasitas hingga 15 Gigabits per second (Gbps).
Infografik Satelit Nusantara Satu. Foto: Sabryna Muviola/kumparan
Cakupan C/Ext-C Band satelit Nusantara Satu meliputi wilayah Asia Tenggara, sementara Ku-Band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 8 spot beam pada sistem HTS.
Oleh sebab itu, satelit berbobot 4.735 kilogram ini mampu menangkap dan mengirimkan seluruh frekuensinya ke daerah yang sangat luas berkali-kali menggunakan sejumlah spot beam.
ADVERTISEMENT
3. Mengorbit di atas Papua, Indonesia
Satelit Nusantara Satu berhasil diorbitkan di slot orbit 146 derajat Bujur Timur, atau tepat di atas wilayah Papua, Indonesia.
Ilustrasi tebing di Papua Foto: pixabay
Satelit ini nantinya akan dioperasikan dan dikelola oleh anak usaha PSN, yaitu PSN Enam Indonesia dan dikendalikan di Satellite Control Center yang berlokasi di Jatiluhur, Purwakarta.
4. Meluncur bersama roket Falcon 9 SpaceX
Indonesia kembali mengandalkan roket Falcon 9 milik SpaceX untuk meluncurkan Nusantara Satu di Cape Canaveral, Air Force Station, Florida, Amerika Serikat. Hal ini dilakukan untuk memberikan penghematan biaya karena wahananya yang reusable.
Satelit Nusantara Satu dibawa oleh roket Falcon 9. Foto: Joe Skipper/Reuters
Falcon 9 juga memboncengi satelit milik organisasi non-profit asal Israel, SpaceIL. Namun satelit yang dinamakan Baresheet ini memisahkan diri dan langsung menuju ke Bulan dalam rangka menyelesaikan kompetisi Google Lunar XPrize.
ADVERTISEMENT
5. Biaya satelit Nusantara Satu tembus Rp 3,3 triliun
Proyek Satelit Nusantara Satu memang tidak main-main. Ditaksir nilai proyek ini hingga 230 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,3 triliun. PSN mengatakan, saat ini kapasitas satelit sudah terpakai sebanyak 70 persen, dan Indonesia menjadi pengguna terbesarnya.
Satelit Nusantara Satu diharapkan mulai berfungsi pada April 2019 mendatang. Dengan kontrak penggunaan yang telah dipegang Kominfo, satelit Nusantara Satu bisa dimanfaatkan untuk menyambungkan puskesmas, sekolah, kantor desa, dan kantor kelurahan di wilayah Indonesia yang minim konektivitas broadband.