Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kota Manokwari, Papua Barat, sempat dilanda kerusuhan pada Senin (19/8). Kerusuhan itu dimulai sekitar pukul 05.30 WIT, di mana sekelompok orang membakar ban di tengah jalan, blokade jalan, hingga merusak infrastruktur kota.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sempat melakukan throttling atau perlambatan akses/bandwidth di beberapa wilayah di Papua seperti Manokwari, Jayapura, dan wilayah lain pada Senin (19/8).
Perlambatan akses dilakukan secara bertahap sejak Senin (19/8) pukul 13.00 WIT. Kini, setelah situasi di Papua mulai kondusif, maka Kominfo telah menormalisasi akses telekomunikasi di Papua pada 20.30 WIT.
Ferdinandus Setu, Plt Kepala Biro Humas Kominfo, menyatakan tujuan dari dilakukannya throttling tersebut adalah untuk mencegah meluasnya penyebaran informasi hoaks yang memicu aksi rusuh di Papua .
"Sejauh ini Kominfo sudah mengidentifikasi 2 (dua) hoaks yakni hoaks foto (warga) Papua tewas dipukul aparat di Surabaya dan hoaks yang menyebutkan bahwa Polres Surabaya menculik 2 orang pengantar makanan untuk mahasiswa Papua," ujar Ferdinandus, dalam pernyataan resminya.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa Nando itu mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan hoaks, disinformasi, hingga ujaran kebencian berbasis SARA yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kerusuhan di Manokwari terjadi diduga karena insiden penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya. Penangkapan itu dilakukan karena adanya laporan masyarakat terkait sikap mahasiswa yang membuang bendera merah putih.