CEO Tokopedia Buka Peluang IPO, Kapan?

9 Oktober 2019 19:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan e-commerce Tokopedia. Foto: Jofie Yordan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan e-commerce Tokopedia. Foto: Jofie Yordan/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah Bukalapak mengumumkan kemungkinan melantai di bursa saham Indonesia dalam acara Tech in Asia Conference, Selasa (8/10), hal senada juga diucapkan oleh William Tanuwijaya, Co-Founder sekaligus CEO Tokopedia, di acara yang sama.
ADVERTISEMENT
William yakin pada tahun depan, EBITDA Tokopedia akan positif dan menjadi saat yang tepat untuk IPO (Initial Public Offering). Dia juga membeberkan rencana untuk membawa perusahaan yang ia dirikan sejak 2009 itu ke pre-IPO.
Pre-IPO adalah bagian dari IPO yang diadakan bersama investor privat tepat sebelum perusahaan melantai di bursa saham.
CEO Tokopedia William Tanuwijaya. Foto: Tokopedia
“Jika semuanya berjalan seperti yang direncanakan, pada tahun depan EBITDA kami akan positif, tentu saja. Jadi, kami berencana untuk pre-IPO dan go public,” jelas William, saat mengisi salah satu sesi di Tech in Asia Conference, Jakarta, Rabu (9/10).
Pernyataan dari William tersebut sontak membuat Willis Wee, CEO Tech in Asia, yang pada saat itu menjadi moderator sesi diskusi, bertanya kapan Tokopedia berencana untuk melantai di bursa saham.
ADVERTISEMENT
William mengatakan bahwa dia belum dapat memastikan kapan Tokopedia akan go public. Dia juga menambahkan bahwa saat ini tidak ada urgensi untuk mendapatkan uang lebih, karena mereka masih didukung oleh sejumlah investor mapan.
“Tidak begitu pasti. Saya merasa punya hak istimewa karena kami memiliki stakeholders yang mapan; Alibaba, Softbank, Sequoia Capital. Jadi, kami tidak memiliki tekanan untuk membuat para stakeholders exit. Kami akan lakukan apa yang benar untuk perusahaan kami dan untuk pasar,” kata William.
Logo Tokopedia. Foto: Jofie Yordan/kumparan
“Sebenarnya, saya berpikir bahwa, uang yang kami hasilkan tidak untuk subsidi. Kami tidak butuh. Perusahaan akan secepatnya mendapatkan EBITDA positif. Pada dasarnya, kami memiliki modal untuk selamanya. Jadi, apa makna dari pendanaan yang kami punya? Untuk berinvestasi pada ekosistem,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan yang sama, William juga mengungkapkan Tokopedia meraih rekor transaksi pada Mei 2019 lalu. Ia menyebutkan Tokopedia mencatat total transaksi GMV (gross merchandise volume) sebesar 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18,5 triliun.
Dengan angka itu, William mengklaim Tokopedia ikut berkontribusi lebih dari 1 persen untuk ekonomi Indonesia. Tokopedia sendiri memiliki 6,4 juta mitra penjual. Dari semua angka ini, 86 persen di antaranya merupakan pengusaha baru atau pengguna yang baru merintis usahanya.