Google Bantu Yayasan Gringgo Atasi Limbah di Indonesia dengan AI

28 Mei 2019 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan teknologi Google. Foto: Charles Platiau/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan teknologi Google. Foto: Charles Platiau/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Google Indonesia resmi memberikan bantuan kepada Yayasan Gringgo Indonesia yang memiliki misi mengatasi masalah limbah di Indonesia. Bantuan ini bagian dari Google AI Impact Challenge 2019, sebuah program dari Google.org untuk membantu organisasi memecahkan masalah yang menantang di berbagai bidang dengan mengandalkan teknologi.
ADVERTISEMENT
Hanya 20 organisasi nonprofit dan perusahaan sosial yang dipilih Google dari total 2.600 peserta yang mendaftar dalam program tersebut, dan salah satu yang beruntung adalah Gringgo.
Dengan begitu, Gringgo berhak menerima pendanaan sebagian dari total 25 juta dolar AS yang disediakan, kredit dan konsultasi dari Google Cloud, serta pelatihan dari para pakar AI Google. Yayasan sosial ini juga berhak mendapatkan mentoring selama enam bulan dari jaringan pakar Google Launchpad Accelerator.
Gringgo bakal memanfaatkan bantuan dari Google dengan mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dapat membantu para pemulung mengenali berbagai jenis limbah lebih cepat. Alat ini nantinya juga bisa dipakai untuk memantau jumlah pembuangan sampah secara real-time.
Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia. Foto: Google Indonesia
"Google sudah lama berkecimpung di bidang AI dan kami menyaksikan langsung bagaimana AI dapat membantu mengatasi berbagai masalah besar di berbagai bidang," kata Randy Yusuf selaku Managing Director Google Indonesia dalam jumpa pers di kantor Google di Jakarta, Senin (27/5).
ADVERTISEMENT
"Kami ingin lihat apa saja yang akan dilakukan Gringgo melalui teknologi AI dalam bantu masyarakat Indonesia, agar semakin menyadadri masalah limbah plastik yang serius dan berdampak pada kehidupan kita semua."
Gringgo Indonesia
Co-Founder Gringgo, Febriadi Pratama, mengaku pihaknya cukup kaget dan senang bisa menjadi salah satu dari 20 pemenang program Google Impact AI Challenge. Bantuan yang didapat dari Google ini diharapkan bisa mempercepat misi mereka dalam menciptakan alat yang dapat mengatasi masalah sampah di Indonesia.
"Misi kami ingin beri inovasi positif ke lingkungan, fokus bangun teknologi yang berguna bagi masyarakat," ujar Febriadi dalam jumpa pers di kantor Google Indonesia di Jakarta, Senin (27/5). "Program (Google) ini membantu kami membuat target yang diharapkan bisa dicapai pada November."
ADVERTISEMENT
Yayasan yang berdiri sejak 2017 lalu itu menciptakan aplikasi yang memiliki teknologi image recognition berbasis AI. Perangkat ini mampu mengidentifikasi sampah, mulai dari botol plastik, kardus, hingga popok, yang memiliki nilai tinggi untuk didaur ulang. Hal itu dapat meningkatkan pendapatan para pemungut sampah.
Alat yang dibangun bersama dengan Datanest.io, startup di bidang data science, masih dalam tahap beta dan baru dipakai oleh pengangkut sampah di sejumlah wilayah di Denpasar, Bali.
Gringgo berencana ingin merilis aplikasinya ini pada Juli 2019. Setelah enam bulan peluncuran, mereka akan menguji lagi aplikasinya dengan fitur yang lebih lengkap, salah satunya tracking system yang bisa melacak asal usul sampah.
Febriadi Pratama, Co-Founder Yayasan Gringgo Indonesia. Foto: Google Indonesia
Febriadi berharap ke depannya inovasi mereka tidak hanya dapat digunakan di Indonesia, tetapi juga negara-negara di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
"Target utama kami Southeast Asia. Saat ini di Indonesia dulu. Dalam satu tahun ke depan coba 3 lokasi berbeda (Denpasar). Kemudian satu sampai dua tahun ke depan dua sampai tiga kota berbeda, yang populasinya kurang lebih sama Denpasar," tambahnya.