Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kabar percobaan aksi peretasan situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU ) terus menjadi perhatian masyarakat. Bahkan, kabar ini telah menjadi trending topik di media sosial Twitter dengan tagar #INAelectionObserverSOS.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari terakhir ini situs resmi KPU yang beralamat www.kpu.go.id memang sulit diakses oleh warga. Selain situs itu, KPU juga punya website pemilu2019.kpu.go.id yang menampilkan proses rekapitulasi suara Pemilu 2019 yang juga sulit diakses.
Ada kekhawatiran jika situs KPU diretas, terutama situs yang menampilkan real count suara, maka akan mempengaruhi hasil akhir Pemilu 2019. Benarkah hal itu bisa terjadi?
Salah satu relawan tim IT KPU, M. Salahuddien, mengkonfirmasi ada usaha peretasan yang mengarah ke situs KPU. Namun, hal itu disebutnya masih dalam skala kecil dan dapat diatasi dengan baik.
"Serangan berniat menjatuhkan memang juga terjadi tapi ukuran kecil atau besar itu relatif, tidak ada benchmark-nya untuk kasus KPU. Sejauh ini masih bisa di-manage dengan baik," ungkapnya ketika dihubungi kumparan, Kamis (18/4).
ADVERTISEMENT
Menurut pria yang sudah terlibat dalam proses Pemilu 2014 ini, jika dalam keadaan apapun yang membuat situs atau server KPU berhasil diretas, tidak akan mengganggu jalannya Pemilu. Situs KPU hanya menampilkan hasil perhitungan suara.
"Kalaupun IT KPU sampai tidak bisa diakses atau bagaimana, tidak akan mengganggu atau mengubah hasil pemilu karena dia sifatnya hanya menampilkan hasil. Prosesnya sendiri tetap manual dan yang manual itu yang diakui UU," tambahnya
Rasa penasaran masyarakat akan hasil rekapitulasi Pemilu 2019 membuat lonjakan trafik ke situs KPU meningkat sehingga sulit diakses. Masyarakat ingin memastikan atau membandingkan antara hasil quick count dari berbagai lembaga survei dengan hasil real count KPU.
Untuk mengurangi beban server KPU, pria yang akrab disapa Didin Pataka itu menjelaskan saat ini KPU mengurangi layanan pada situs. "Langkah antisipasinya: kurangi beban, sejumlah server/layanan yang tidak terkait pemilu di-off sementara," terangnya.
Kesulitan akses situs KPU bukan dikarenakan beban server yang berlebihan sehingga tidak cukup untuk menampung, tetapi bisa juga diakibatkan oleh koneksi internet yang pengguna pakai.
ADVERTISEMENT
"Keluhan kelambatan bisa terjadi di dua sisi baik server maupun pengakses. Selain itu ada banyak faktor lain yang di luar kendali KPU. Kalau jalur Internet user penuh, ISP-nya memang terbatas kapasitas pipanya, misalnya, di Indonesia Timur akses ke situs KPU akan terasa lambat atau gagal," pungkasnya.