Kena Boikot AS, Harga Jual Huawei P30 Pro Bekas Turun Hampir 90%

29 Mei 2019 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Smartphone Huawei P30 Pro. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Smartphone Huawei P30 Pro. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Dampak dari masuknya Huawei dalam daftar hitam perdagangan AS semakin pahit terasa. Permasalahan merembet hingga pemutusan kerja sama beberapa perusahaan teknologi AS dengan raksasa asal China tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu perusahaan yang melakukan itu adalah Google. Selesainya kemitraan itu berdampak pada produk smartphone besutan Huawei yang memakai sistem operasi Android, contohnya Huawei P30 Pro, salah satu smartphone flagship terbaik di 2019.
Di salah satu situs tukar tambah ponsel di Inggris, MusicMagpie, Huawei P30 Pro bekas yang masih dalam kondisi bagus hanya ditawar 130 dolar AS atau sekitar Rp 1,9 juta. Angkanya turun drastis hampir 90 persen dibanding harga ritel 1.150 dolar AS atau sekitar Rp 16,5 juta.
Padahal, penjualan Samsung Galaxy S10 Plus bekas di situs yang sama, juga dengan kondisi yang sama mulusnya, masih dihargai 650 juta dolar AS atau setara Rp 9,3 juta. Meski penurunan terbilang cukup besar sekitar 45 persen, namun angka tersebut masih terbilang wajar.
Smartphone Huawei P30, tampak belakang. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Seri sebelumnya, P20 Pro, bahkan jauh lebih parah. Dilaporkan, smartphone ini hanya dibanderol dengan harga 63 dolar AS atau setara dengan Rp 906 ribu.
Anjloknya harga smartphone Huawei tidak hanya terjadi di Inggris, tapi juga meluas ke pasar global, termasuk Asia. Tidak hanya merosot tajam, tapi beberapa toko ritel menolak penjualan smartphone Huawei bekas.
Beberapa waktu lalu, situs jual barang bekas online WeBuyTek mengatakan bahwa terjadi peningkatan hingga 540 persen penjualan smartphone Huawei bekas di platform. Gara-gara lonjakan itu, perusahaan sempat menghentikan penjualan barang bekas untuk sementara.
CEO Huawei Richard Yu memperkenalkan smartphone Huawei P30 Pro dan P30. Foto: Charles Platiau/Reuters
Kini, Huawei masih terus berusaha untuk mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar. Perusahaan asal China tersebut menyatakan komitmen untuk memberi pembaruan keamanan dan layanan bagi perangkat yang sudah beredar di pasaran.
ADVERTISEMENT
“Huawei hanya dapat menggunakan versi publik Android dan tidak akan bisa mendapatkan akses ke aplikasi dan layanan dari Google. Namun, Huawei akan terus menyediakan pembaruan keamanan dan layanan purnajual untuk semua produk,” ujar Huawei.
Dengan kehadiran sistem operasi besutan sendiri itu, Huawei mengaku optimistis bahwa akibat dari penerapan peraturan ini dapat diselesaikan.
Kasus pemblokiran Huawei oleh sejumlah perusahaan teknologi penting makin pelik saja. Setelah Google, Intel, Qualcomm, dan ARM, beberapa perusahaan seperti Microsoft dan bahkan raksasa teknologi di negara lain pun turut serta mencabut kerja sama dengan Huawei.