Mahasiswa ITB Buat Robot Pesawat yang Sayapnya Bisa Dilipat

31 Oktober 2017 11:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat lipat kreasi mahasiswa ITB. (Foto: Dok. ITB)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat lipat kreasi mahasiswa ITB. (Foto: Dok. ITB)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat inovasi dalam dunia penerbangan. Mereka membuat robot pesawat yang sayapnya bisa dilipat.
ADVERTISEMENT
Teknologi itu diperlihatkan dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2017. Tim Aksantara ITB yang mengikuti kompetisi itu meraih juara 2 untuk kategori Technology Development.
Salah satu anggota tim, Nathan, mengungkapkan, pesawat buatan mereka punya empat sayap yang bisa diliipat, bahkan pesawat tersebut bisa dimasukkan ke dalam tabung khusus. Ketika akan diluncurkan, pesawat tidak perlu dikeluarkan dari tabung, pesawat bisa langsung meluncur terbang langsung dari dalam tabung.
“Sayap pesawat bisa dilipat dan dimasukkan ke dalam tabung. Tepat setelah peluncuran pesawat berlangsung, dua sayap depan terbuka dan disusul dengan dua sayap belakangnya, termasuk bagian vertical tale-nya juga. Konsep desain putaran sayapnya lebih ke torsional spring,” jelas mahasiswa Teknik Dirgantara ini, seperti dikutip dari laman kemahasiswaan.itb.ac.id.
ADVERTISEMENT
Pesawat lipat kreasi mahasiswa ITB. (Foto: Dok. ITB)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat lipat kreasi mahasiswa ITB. (Foto: Dok. ITB)
Nathan menjelaskan, selain sayapnya bisa dilipat, pesawat buatan Tim Aksantara ITB bisa saling terhubung satu sama lain. Sehingga, satu pengendali bisa mengendalikan sampai tiga pesawat melalui koneksi WIFI.
Pesawat itu difungsikan untuk memonitor daratan dari ketinggian yang bisa disiarkan secara langsung. Tim Aksantara ITB juga merancang pesawat ini bisa melakukan atraksi tertentu.
Nathan menjelaskan, pesawat dibuat melalui proses 3D print dan CNC. “Kesulitannya sih lebih pada pembuatan putaran sayapnya, agar bisa dilipat dan itu menghabiskan waktu selama 2 bulan. Butuh sekitar 8 bulan untuk mengerjakan pembuatan pesawat ini,” jelasnya.
Tim Aksantara ITB terdiri dari Nathan,Tobias Samuel, Tegar Satria, Reza Prama, Nurhayyan, Rizqina Rifqi, Sofia Karina, Rahmat Aria, Ahmad Fadlillah, M. Naufalino Fadel, Navila Akhsanil, Muhammad Hanif,  Irsyad Lukman, Azizul Hanif, Luthfi Irawan, Umar Al- Faruqi, serta Tjia Johan.
ADVERTISEMENT