Robot Pelayan Dipecat Karena Bikin Pusing Pengunjung Supermarket

23 Januari 2018 7:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi robot pelayan supermarket (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi robot pelayan supermarket (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Mempekerjakan robot sebagai pelayan rasanya bukanlah ide yang brilian. Karena ternyata mereka tidaklah sempurna dan bisa bikin kesalahan juga seperti manusia. Atau mungkin memang sistemnya saja yang kurang sempurna.
ADVERTISEMENT
Seperti Fabio misalnya, robot pelayan supermarket pertama di Inggris, dipecat setelah seminggu bekerja karena membuat bingung pengunjung yang datang.
Dalam sebuah percobaan yang dilakukan oleh Heriot-Watt University untuk BBC Six Robots & US, supermarket Skotlandia Margiotta diminta untuk menguji robot toko yang diberi nama Fabio.
Fabio diprogram dengan arahan ke ribuan produk di perusahaan tersebut. Fabio juga diarahkan untuk menyapa para customer seperti, "Hello gorgeous", tos, memberikan lelucon, dan menawarkan pelukan.
"Kami pikir robot adalah tambahan yang hebat untuk kami tunjukkan kepada pelanggan kalau kami selalu ingin melakukan hal baru dan menyenangkan," kata Elena Margiotta, dilansir Telegraph.
Elena Margiotta adalah salah seorang pengelola supermarket yang memperkerjakan Fabio. Ia mendirikan supermarket itu bersama dengan ayahnya Franco dan saudara perempuannya Luisa. Mereka bereksperimen menggunakan Fabio.
Ilustrasi robot pelayan supermarket (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi robot pelayan supermarket (Foto: Wikimedia Commons)
Bekerja tak sesuai harapan
ADVERTISEMENT
Sayangnya, baru beberapa hari bekerja di supermarket itu, Fabio tidak melayani pengunjung yang datang dengan baik. Ia tidak bisa memberikan informasi yang pengunjung harapkan.
Ketika pengunjung menanyakan di mana mereka bisa menemukan bir, Fabio hanya menjawab "bir ada di bagian alkohol," tanpa menjelaskan di mana persisnya lokasi tersebut, dan tidak menuntun pengunjung sampai ke bagian tersebut.
Selain itu, karena ramai dan berisik, Fabio kesulitan untuk memahami permintaan dan pertanyaan pelanggan.
Kesalahan lainnya, Fabio gagal membujuk para pelanggan untuk mencoba daging yang ia tawarkan. Lebih parahnya, pelanggan justru kabur ketika melihat Fabio menghampiri mereka.
Luisa Margiotta kemudian menyadari kinerja Fabio malah membuat pelanggan malas.
"Sayangnya, Fabio tidak bekerja sesuai dengan yang kami harapkan. Orang-orang terlihat seperti menghindarinya," kata Margiotta.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika Franco Margiotta, yang membangun bisnis tersebut dari nol mengatakan kepada Fabio kalau kontraknya tidak akan diperpanjang, Fabio bertanya "Apa kamu marah?"
Perpisahan yang menyedihkan
Perpisahan dengan Fabio membuat beberapa staf menangis ketika sang robot dibungkus untuk dikembalikan kepada Heriot-Watt.
Dr. Oliver Lemon, direktur dari Interaction Lab di Heriot-Watt, mengakui dirinya sangat terkejut dengan reaksi yang didapatkan dari barang penemuannya.
Dia mengatakan dirinya tidak menyangka bahwa orang-orang yang bekerja bersama sang robot cukup terikat perasaannya.
"Satu hal yang kami tidak habis pikir adalah orang-orang yang bekerja bersamanya di toko merasakan sedikit keterikatan terhadapnya," papar Lemon.
"Saat kami mulai membungkusnya dan menaruhnya kembali ke kotak, salah satu dari mereka mulai menangis."
ADVERTISEMENT
Lemon juga mengatakan bahwa ini adalah hal baik karena awalnya ia berpikir hal sebaliknya yang akan terjadi. Ia khawatir para pekerja akan merasa terancam kehilangan pekerjaan karena kehadiran Fabio.
Ketika ditanya mengenai keberadaan robot yang akan menggantikan pekerjaan manusia, Luisa Margiotta merasa ragu terhadap hal tersebut.
"Para karyawan kami mengenal pelanggan tetap kami dengan baik dan dapat melakukan percakapan setiap hari. Dan saya ragu kalau robot bisa melakukan hal itu," kata Luisa.
Masa kerja Fabio kini telah berakhir. Tapi, tentunya penggarapan robot pelayan tidak akan berhenti sampai di situ saja dan akan terus disempurnakan.