Selain Google, Intel dan Qualcomm Juga Boikot Huawei

20 Mei 2019 12:16 WIB
Booth Qualcomm di pameran teknologi Mobile World Congress 2019. Foto: Aditya Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Booth Qualcomm di pameran teknologi Mobile World Congress 2019. Foto: Aditya Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah Google memutuskan mencabut lisensi sistem operasi Android untuk smartphone Huawei, ada beberapa perusahaan teknologi besar asal Amerika Serikat yang juga ikut memboikot kerja sama dengan perusahaan teknologi asal China itu.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah Intel, Qualcomm, Xilinx, dan Broadcom. Empat produsen dan pemasok semikonduktor dunia itu dilaporkan memutuskan hubungan kerja mereka dengan Huawei. Hal ini dilakukan menyusul masuknya Huawei ke dalam daftar hitam pemerintah Presiden AS Donald Trump.
Menurut laporan Bloomberg yang berasal dari sumber terdekat dengan isu ini, keempat perusahaan tersebut telah mengatakan kepada para karyawannya bahwa mereka tidak akan memasok komponen apapun kepada Huawei sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Sejumlah pengunjung melintasi toko Huawei. Foto: REUTERS/Thomas Peter
Sebelumnya, Google mencabut lisensi Android untuk Huawei dan menghentikan aksesnya ke Google Play Services dan Play Store, serta banyak aplikasi populer lainnya untuk smartphone rilisan Huawei ke depan.
Huawei hanya diperbolehkan untuk menggunakan sistem operasi Android berlisensi open source yang bisa digunakan siapa saja, yaitu Android Open Source Project (AOSP).
ADVERTISEMENT
"Apa pun yang terjadi, Komunitas Android tidak memiliki hak hukum untuk memblokir perusahaan mana pun dari mengakses lisensi sumber terbuka," kata Chairman of Huawei, Eric Xu, dalam wawancara dengan Reuter pada Maret 2019 lalu.
Huawei sudah antisipasi
Pemboikotan dari perusahaan-perusahaan besar AS sudah diantisipasi Huawei. Perusahaan disebut telah menyiapkan sistem operasinya sendiri, jika dilarang menggunakan Android dan Windows akibat perang dagang AS-China yang terjadi.
Huawei juga dilaporkan menimbun cukup banyak cip dan komponen vital lainnya untuk menjaga bisnisnya berjalan setidaknya selama tiga bulan. Perusahaan yang memiliki logo mirip 'kipas merah' ini sudah bersiap untuk kemungkinan seperti itu sejak pertengahan 2018, termasuk merancang cip prosesor sendiri.
Cip prosesor mobile buatan Huawei, Kirin 970. (Foto: Huawei)
Huawei memang mengembangkan prosesor sendiri untuk smartphone-smartphone mereka melalui HiSilicon Kirin. Namun, untuk sistem operasi, Huawei masih bergantung pada Android dari Google.
ADVERTISEMENT
Pencabutan lisensi Android dari Google akan menjadi pukulan keras bagi Huawei. Langkah ini dapat membuat bisnis ponsel Huawei pincang di luar China. Pasar smartphone Huawei di Indonesia bisa saja terkena dampaknya, karena produk yang dipasarkan Huawei menggunakan Android dari Google.
"Huawei sangat tergantung pada produk semikonduktor AS dan akan lumpuh serius tanpa pasokan komponen utama AS," kata Ryan Koontz, analis Rosenblatt Securities, seperti dikutip Bloomberg.
Smartphone Huawei P30 Pro. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Memblokir penjualan komponen penting ke Huawei juga dapat mengganggu perdagangan dengan produsen smartphone asal China lainnya. Misal, perusahaan Intel adalah pemasok utama cip server ke perusahaan China, dan Qualcomm menyediakan prosesor dan modem untuk banyak smartphone-nya.
Sementara Xilinx menjual cip yang digunakan dalam jaringan dan Broadcom adalah pemasok cip switching, komponen kunci lain dalam beberapa jenis jaringan mesin.
ADVERTISEMENT
Tidak sampai disitu. Peluncuran jaringan nirkabel 5G di seluruh dunia, termasuk China, akan terhambat karena perang dagang AS-China, karena ada pemboikotan kerja sama antara perusahaan pengembang jaringan 5G.
"Larangan AS dapat menyebabkan China menunda pembangunan jaringan 5G hingga larangan itu diberlakukan, berdampak pada banyak pemasok komponen global," tambah Koontz.