Telkomsel Pamer Mobil tanpa Sopir Bermuka Dua untuk Asian Games

10 Agustus 2018 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil otonom Telkomsel di Asian Games 2018. (Foto: Telkomsel)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil otonom Telkomsel di Asian Games 2018. (Foto: Telkomsel)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Indonesia jadi ajang uji coba jaringan Internet mobile generasi baru 5G. Telkomsel sebagai Official Mobile Partner Asian Games, menjadi pihak yang menguji 5G di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
ADVERTISEMENT
Dalam uji coba itu dipamerkan beberapa teknologi canggih yang menggunakan jaringan 5G, salah satunya mobil otonom. Kendaraan listrik tanpa sopir itu hadir dalam pameran bertajuk 'Telkomsel 5G Experience Center' yang diselenggarakan di sekitar kawasan GBK.
Pabrikan yang menciptakan mobil ini adalah Navya, perusahaan kendaraan otonom asal Prancis. Keunikan mobil Navya tipe Autonom Shuttle ini ada pada bentuknya yang bermuka dua, karena sisi depan dan belakangnya dibuat serupa. Navya Autonom Shuttle bisa menampung hingga 15 penumpang dengan desain yang modern.
Autonom Shuttle disematkan teknologi-teknologi canggih di dalamnya. Misalnya, sistem komunikasi yang terintegrasi, ada sistem interkomunikasi yang menjawab semua pertanyaan penumpang.
Mobil otonom Telkomsel di Asian Games 2018. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil otonom Telkomsel di Asian Games 2018. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
Di dalamnya juga ada kamera 360 derajat yang dapat menampilkan suasana interior dari mobil.
Petinggi Telkomsel dalam mobil otonom Asian Games. (Foto: Telkomsel)
zoom-in-whitePerbesar
Petinggi Telkomsel dalam mobil otonom Asian Games. (Foto: Telkomsel)
Ketika berkendara, ada tiga pendekatan yang dilakukan mobil otonom Navya. Pertama, lewat pendekatan persepsi yang membuat mobil ini dapat memahami lingkungan sekitar dan mendeteksi halangan atau mengantisipasi gerakan di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Kedua adalah keputusan, di mana mobil tersebut bisa mengkalkulasikan dan memperkirakan rute serta jalan yang harus ditempuh.
Ketiga adalah aksi, di mana mobil itu mulai berjalan setelah mengambil keputusan dari sistem komputer kendaraan untuk mengambil rute terbaik.
Mobil otonom Telkomsel di Asian Games 2018. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil otonom Telkomsel di Asian Games 2018. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
Spesifikasi mobil Navya Autonom Shuttle
Mobil otonom Navya memiliki panjang 4,75 meter dan lebar 2,11 meter, sedangkan tingginya 2,65 meter. Bobot dari mobil ini adalah seberat 2.400 kilogram.
Untuk baterainya, ia menggunakan baterai LiFeP04 berkapasitas 33 kilowatt-jam dengan perkiraan bisa melaju selama 9 jam.
Dengan mesin listrik, mobil otonom Navya melaju dengan kecepatan maksimal mencapai 25 kilometer per jam.
Mobil otonom Telkomsel di Asian Games 2018. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil otonom Telkomsel di Asian Games 2018. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
Sebagai kendaraan otonom tentunya mobil ini disematkan sensor-sensor untuk mendeteksi jalan. Mobil ini menggunakan sensor pendeteksi jarak jauh optik bernama Lidar (Light Detection and Ranging).
ADVERTISEMENT
Total ada dua Lidar 360 derajat dan enam Lidar 180 derajat yang disematkan di dalamnya. Lalu, ada juga kamera di bagian depan dan belakang mobil. Autonom Shuttle ini menggunakan GNSS (Global Navigation Satellite System) Real Time Kinematk, yang bisa dijelaskan sebagai penentuan posisi kendaraan ini menggunakan teknik navigasi satelit.
Mobil otonom Telkomsel di Asian Games 2018. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil otonom Telkomsel di Asian Games 2018. (Foto: Astrid Rahadiani/kumparan)
Direktur Jaringan Telkomsel, Bob Apriawan, mengatakan bahwa jaringan 5G untuk uji coba di Asian Games beroperasi di spektrum 28 GHz dan memiliki kecepatan 16 Gbps dan beratus-ratus kali lipat lebih cepat dibanding jaringan 4G.
Dana operasional yang dihabiskan Telkomsel untuk menguji jaringan 5G ini mencapai 1 juta dolar AS atau setara Rp 14,6 miliar. Bob mengatakan 5G di Indonesia bisa beroperasi mulai 2021 atau 2022.
ADVERTISEMENT