Viral Penampakan Pocong Kedungwaru, Begini Cara Kerja Google Maps

31 Juli 2019 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat pelacak Google Street View untuk Google Maps. Foto: Google
zoom-in-whitePerbesar
Alat pelacak Google Street View untuk Google Maps. Foto: Google
ADVERTISEMENT
Jagat media sosial Twitter dan Instagram diramaikan penampakan 'pocong' muncul di layanan peta digital Google Maps. Hal tersebut bisa dilihat oleh semua orang ketika mencari lokasi Kedungwaru Kidul menggunakan Google Maps dengan fitur Google Street View.
ADVERTISEMENT
Pocong bukan satu-satunya sosok yang pernah tampil di Google Maps. Layanan peta digital buatan Google itu memang terkadang menangkap hal-hal tak wajar di luar dugaan dan akal sehat.
Untuk menjelaskan alasan kenapa kejadian aneh seperti penampakan hantu atau lainnya bisa muncul di Google Maps, ada baiknya untuk mencari tahu bagaimana cara kerja layanan ini. Ada serangkaian proses yang harus dilakukan untuk menampilkan visual suatu lokasi ke dalam Google Maps.
Semua dimulai dengan citra satelit
Google menggunakan data citra satelit untuk memetakan lokasi suatu daerah. Dari data satelit ini, Google mampu menunjukkan lokasi jalan raya, bangunan, alamat, dan bisnis di sebuah wilayah, beserta informasi penting lainnya, seperti batas kecepatan yang berlaku setempat atau nama bisnis.
ADVERTISEMENT
Aplikasi Google Maps juga menggunakan fitur GPS (global positioning system) untuk memberikan navigasi. Teknologi GPS membutuhkan koneksi ke satelit untuk bekerja optimal.
Untuk meningkatkan layanan, Google Maps meluncurkan fitur Street View yang diluncurkan sejak 2007. Fitur ini hadir untuk membantu orang mengeksplorasi dunia secara virtual. 12 tahun berlalu, mobil Street View dan alat trekker Google telah mengumpulkan lebih dari 170 miliar citra dari 87 negara.
Mobil Google Street View untuk Google Maps. Foto: Google
Google juga telah melakukan pemetaan dengan alat trekker ke sejumlah tempat wisata di Indonesia, seperti Candi Borobudur hingga Danau Toba. Berkat pemetaan ini, pengguna bisa menjelajah tempat wisata tersebut dengan visual yang tampak nyata.
Sentuhan manusia
Data dan citra adalah komponen kunci dalam pemetaan di Google Maps, tapi ada elemen penting lainnya. Peran manusia berada di sini. Google memiliki tim operasi data di seluruh dunia yang memainkan peran dalam hampir segala aspek pembuatan peta, mulai dari mengumpulkan citra Street View dan menyaring sumber data yang otoritatif hingga memeriksa dan mengoreksi peta yang kurang akurat.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya berasal dari tim Google sendiri, para pengguna Google Maps juga dilibatkan dalam pembaruan data peta. Google punya komunitas Local Guide dan pengguna Google Maps, yang didorong untuk mengoreksi peta.
Ilustrasi ikon aplikasi Google Maps di smartphone. Foto: REUTERS Dado Ruvic
Para pengguna Google Maps bisa menggunakan fitur Local Guides untuk memberikan nilai suatu tempat dengan rating, memberikan ulasan, membagikan foto dan video, menambahkan tempat yang belum ada, atau memverifikasi informasi dengan memeriksa fakta.
Untuk meningkatkan kecepatan pembuatan peta, Google juga memanfaatkan machine learning. Machine learning memungkinkan perusahaan mengotomatiskan proses pembuatan peta sambil menjaga tingkat akurasi yang tinggi.
Kasus 'Pocong' Google Maps di Kedungwaru
Kembali lagi ke kasus penampakan 'pocong' di Kedungwaru Kidul. Sebenarnya, visual itu dipotret oleh seorang pengguna Google Local Guide berakun ARTBiZ360 yang diketahui bernama lengkap Tarbis Ribowo.
ADVERTISEMENT
Dia merupakan seorang pengguna Google Local Guide yang tidak sengaja mengambil visual dengan penampakan pocong tersebut. Dalam postingan Instagram-nya, dia menjelaskan foto tersebut diambilnya sekitar 2 tahun yang lalu, saat sedang menguji fitur malam milik kameranya. Tujuan awalnya adalah untuk mengambil pemandangan milky way saat malam hari.
"Asal jeprat-jepret sih waktu itu. Waktu itu hasilnya enggak terlalu terang sih, karena saat itu masih coba-coba kupelajari teknik motretnya. Nah setelah pulang, foto ini kuedit biar manis dan agak terang," terangnya dalam posting-an yang diunggah pada Sabtu (27/7).
Sosok diduga pocong muncul dalam gambar lokasi Kedungwaru Kidul di Google Maps. Foto: Google Maps
Dia kemudian menyadari ternyata ada penampakan pocong di foto tersebut, setelah sejumlah pengguna internet merespons dan memberi tahu adanya keanehan pada foto ARTBiZ360 yang kemudian muncul di Google Maps. Kehadiran pocong yang tak sengaja ini diakui Tarbis bukan hasil editan.
ADVERTISEMENT
Taris sendiri adalah Streetview Trusted Photographer atau kontributor tepercaya dan profesional untuk membuat foto visual 360 derajat. Untuk menjadi Streetview Trusted Photographer, pengguna harus memenuhi kriteria kualitas gambar, konektivitas, dan kelayakan.
Bila dilihat dari syarat dan kelayakannya, gambar "pocong" di Google Maps itu sebenarnya sudah memenuhi ketentuan yang diterapkan Google.