Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Rumor soal Facebook bakal membawa iklan ke platform WhatsApp seperti mimpi buruk yang jadi kenyataan. Mulai 2020, Facebook mengonfirmasi bahwa upaya monetisasi WhatsApp itu akan dilaksanakan.
ADVERTISEMENT
Banyak keluh kesah yang bermunculan di kalangan pengguna WhatsApp menyusul kabar 'duka' tersebut. Meski begitu, CEO Facebook Mark Zuckerberg menjamin kalau kehadiran iklan tidak akan mengurangi kualitas pengalaman pengguna dalam urusan chatting di platform.
Sempat terbesit dalam pikiran Zuckerberg untuk menyediakan opsi berbayar bagi pengguna yang tidak akan menyukai kehadiran iklan tersebut. Di sisi lain, ia meyakini bahwa hanya sebagian kecil dari penggunanya yang bersedia membayar untuk layanan bebas iklan.
“Sepertinya enggak salah untuk menawarkan hal itu sebagai pilihan, tapi semua data yang saya sebutkan menunjukkan bahwa mayoritas besar, sangat besar, orang ingin menggunakan layanan gratisan, dan iklan seperti ini, di banyak platform, sepertinya tidak terlalu berbeda dengan konten organik lain dalam hal kualitas pengalaman yang orang-orang bisa lihat,” ungkap Zuckerberg.
Zuckerberg paham betul bahwa platform chatting dengan miliaran pengguna dari berbagai belahan dunia itu bisa menjadi tambang uang yang sangat menguntungkan bagi perusahaan. Dan, iklan di WhatsApp sendiri jelas menjadi upaya agar platform tersebut terus bisa menghasilkan uang dengan tetap memberikan layanan gratisan kepada penggunanya.
ADVERTISEMENT
“Saya sendiri enggak yakin kalau ada banyak orang yang bersedia untuk bayar layanan cuma biar enggak ada iklan,” ungkap Zuckerberg, dilansir Express.
Iklan di WhatsApp dipastikan bakal muncul pada tab Status alias Stories, seperti yang ada di Instagram. Sehingga sebenarnya kamu bisa menghindari iklan cukup dengan tidak membuka 'tab' tersebut.
Meski tidak terlalu berpengaruh pada pengguna yang tidak menggunakan fitur tersebut, namun hal ini mengindikasikan adanya integrasi WhatsApp ke sistem periklanan Facebook. Artinya, Facebook memberikan informasi terkait nomor ponsel sebagai dasar data di sistem WhatsApp ke dalam sistem periklanannya.
Tidak heran kenapa Zuckerberg memiliki banyak penentang soal monetisasi platform yang ia beli dari pendirinya. Seperti pendiri WhatsApp, Brian Acton, yang sering menyuarakan ketidaksetujuannya untuk menghadirkan iklan di aplikasi yang ia kembangkan.
ADVERTISEMENT
Acton mengungkapkan bahwa membawa iklan di aplikasi pesan akan merusak elemen teknologi enkripsi sebagai keamanan dan privasi percakapan. Ia sempat menuturkan kekecewaannya menjual perusahaan yang telah ia rintis ini ke tangan Facebook.
“Saya menjual privasi pengguna saya untuk keuntungan yang lebih besar. Saya membuat pilihan dan persetujuan. Saya harus hidup dengan itu setiap hari,” ujar Acton.
Acton telah mundur dari posisinya di Facebook, yang kemudian disusul rekan sesama pendiri WhatApp , Jan Koum.