Xiaomi Dukung Aturan IMEI, Bisa Lindungi Bisnisnya di Indonesia

Perusahaan teknologi asal China, Xiaomi. Foto: Reuters

Pemerintah sedang menggodok aturan IMEI (International Mobile Equipment Identity) yang akan menyulitkan perangkat seluler ilegal atau 'black market' (BM) beredar di Indonesia. Peraturan ini kabarnya akan diresmikan pada Agustus 2019 mendatang.

Peraturan tersebut disambut baik oleh vendor smartphone Xiaomi. Menurut Country Head Xiaomi Indonesia, Steven Shi, aturan IMEI ini akan menyelamatkan bisnisnya di Tanah Air.

Steven berkata, Xiaomi telah berinvestasi cukup besar di Indonesia, mulai dari penjualan smartphone, produk ekosistem, hingga menghadirkan gerai dan service center resmi. Maraknya peredaran ponsel BM tentu tidak akan membawa keuntungan bagi Xiaomi Indonesia.

“Xiaomi menyambut baik aturan baru tersebut. Saya rasa ini akan melindungi kami,” kata Steven dalam acara media gathering di Jakarta, Senin (29/7). “Orang akan bergabung untuk merasakan kualitas layanan purna jual terbaik dari gerai resmi Xiaomi. Saya rasa ke depannya peraturan baru ini akan mengubah kebiasaan membeli orang Indonesia.”

Country Head Xiaomi Indonesia, Steven Shi. Foto: Astrid Rahadiani Putri/kumparan

Steven mengakui banyak smartphone BM Xiaomi yang beredar di pasar Indonesia. Dan itu menjadi hal yang diklaim cukup membuat perusahaan geram.

“Saya tidak tahu ada berapa smartphone BM Xiaomi, tapi saya tahu kalau banyak produk kami yang ada di black market. Hal itu juga bikin kami jengkel,” ungkapnya. “Niat kita membantu orang-orang untuk membeli teknologi. Kita punya gerai resmi lokal di sini dan kita berinvestasi di sini.”

Oleh sebab itu, ia terus mendorong masyarakat dan juga MiFans untuk membeli produk Xiaomi yang dijual secara resmi di Authorized Mi Store dan juga mitra distributornya. Mereka yang membeli produk Xiaomi di toko resmi dijamin mendapatkan garansi perbaikan dan layanan purna jual yang baik.