Amankah Traveling ke Luar Angkasa?

18 September 2018 7:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Luar Angkasa. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Luar Angkasa. (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Traveling di masa kini bukan hanya sekadar antar kota, pulau atau negara saja, tetapi juga antariksa, alias luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Lewat kecanggihan teknologi masa kini, hal yang dianggap tidak mungkin bisa jadi mungkin, salah satunya wisata luar angkasa. Seperti berlibur ke bulan, atau sekadar menikmati ruang angkasa tanpa gravitasi.
Tak main-main, walau dibanderol dengan harga selangit, ada saja wisatawan yang berminat untuk mencoba. Namun di balik kemewahan, keseruan, dan pengalaman anti-mainstream yang ditawarkan wisata luar angkasa, ternyata punya dampak negatif yang menunggumu.
Dilansir Travel and Leisure, dampak negatif yang terjadi pada wisatawan yang melakukan perjalanan di luar angkasa tidak tergantung pada durasi waktu yang digunakan. Meski waktu yang digunakan turis untuk berwisata di luar angkasa sangat terbatas, dampak akibat kecilnya gaya gravitasi tetap terjadi. Gaya gravitasi mempengaruhi sirkulasi darah dan sistem muskuloskeletal.
Pemandangan Luar Angkasa (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan Luar Angkasa (Foto: pixabay)
Sistem muskuloskeletal merupakan struktur yang mendukung anggota badan, punggung, dan leher. Sehingga gangguan yang terjadi akibat perjalanan ruang angkasa dapat mengganggu kerja sendi, ligamen, otot, saraf, tulang belakang, dan tendon.
ADVERTISEMENT
Gaya gravitasi yang rendah di ruang angkasa juga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, kerusakan jaringan otot, dan gangguan pada detak jantung. Tak hanya itu, di balik harganya yang selangit, masih ada lagi efek negatif lainnya yang mesti kamu waspadai, seperti radiasi, paparan sinar kosmik, dan suhu dingin yang ekstrem.
Pasalnya, beberapa peneliti percaya bahwa sinar kosmik memiliki partikel tertentu yang dapat mengaktifkan virus, mengganggu sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko mutasi dan kanker, serta menghancurkan DNA.
Wisatawan yang melakukan traveling ke luar angkasa juga dapat merasakan mabuk dan disorientasi. Bentuk disorientasi yang terjadi bisa berupa gangguan keseimbangan, kendali motorik, kognitif, dan penglihatan.
Ilustrasi keadaan bumi dari luar angkasa. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keadaan bumi dari luar angkasa. (Foto: Pexels)
Seorang astronot bernama Scott Kelly yang menghabiskan waktunya hampir setahun d International Space Station bercerita lewat bukunya yang berjudul Endurance: My Year in Space and Our Journey to Mars. Dalam memoarnya tersebut, ia mengungkapkan dampak negatif yang didapatkan semasa di ruang angkasa.
ADVERTISEMENT
''Saya kehilangan masa tulang, otot saya berhenti berkembang, darah saya meredistribusi sendiri, sehingga membuat jantung terasa tegang. Setiap hari saya terkena radiasi 10 kali lipat yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker fatal selama hidup. Dan tentunya tekanan psikologis yang tidak terukur," cerita Kelly.
Meski menarik, sepertinya bagi kamu yang ingin mencoba traveling luar angkasa meski berpikir ulang, sambil mempertimbangkan dampaknya. Jangan sampai, jalan-jalan yang kamu harapkan malah merusak kesehatanmu.
Bagaimana menurutmu, masih tetap tertarik traveling luar angkasa?