Bentuk Dukungan Kemenpar Terhadap UKM Pariwisata di Labuan Bajo, NTT

28 Maret 2019 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpar Arief Yahya beserta para penerima Kredit Usaha Rakyat Sektor Pariwisata di Hotel Ayana, Labuan Bajo, pada Selasa pagi (26/03). Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menpar Arief Yahya beserta para penerima Kredit Usaha Rakyat Sektor Pariwisata di Hotel Ayana, Labuan Bajo, pada Selasa pagi (26/03). Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi super prioritas, kini pembangunannya terus dikebut Pemerintah. Tak terkecuali pembangunan di sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
Hal ini dibuktikan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat dukungannya terhadap upaya pengembangan pengembangan UKM yang bergerak di sektor pariwisata khususnya di Labuan Bajo, NTT, salah satunya melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengapresiasi program KUR pariwisata sebagai instrumen perkuatan modal bagi para pelaku usaha mikro dan kecil di bidang pariwisata.
Kredit dengan suku bunga 7 persen pertahun itu diharapkannya mampu meningkatkan skala usaha dan menjadi solusi masalah pembiayaan bagi UKM pariwisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas.
“Dengan KUR, para pengusaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang pariwisata, kami harapkan bisa naik kelas sehingga kegiatan pariwisata dapat menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat,” kata Arief Yahya dalam acara penyerahan pertama KUR oleh BNI untuk para pelaku usaha di sektor pariwisata di Hotel Ayana, Labuan Bajo, Selasa (26/03).
Menpar Arief Yahya saat mengapresiasi program KUR pariwisata di Hotel Ayana, Labuah Bajo, pada Selasa pagi (26/03/2019). Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
Kemenpar pun turut serta untuk terus menyosialisasikan KUR pariwisata agar para pelaku UKM dapat memanfaatkannya secara optimal.
ADVERTISEMENT
“KUR harus terus digaungkan sehingga para pelaku usaha kecil dan menengah di daerah mengetahui cara mengaksesnya, serta manfaat dari program tersebut. Dengan memanfaatkan KUR, bila dilakukan secara optimal maka akan menjadi terobosan baru di bidang pariwisata,” jelas Menpar Arief Yahya.
Para pelaku usaha di bidang pariwisata dapat mengakses program KUR skema khusus yakni KUR Pariwisata sejak akhir tahun lalu. Tercatat hampir semua jenis usaha di bidang pariwisata bisa mengakses KUR pariwisata. Sampai sekarang sudah ada 44 jenis usaha pariwisata yang bisa mendapatkan KUR.
Sebagai sektor unggulan, sampai saat ini terdapat sekitar 8 juta-9 juta pelaku UMKM di bidang pariwisata. Pemberian kredit dengan bunga rendah diharapkan dapat membantu jutaan pelaku UMKM itu dalam mengembangkan usahanya.
ADVERTISEMENT
"Dalam membangun destinasi utamakan masyarakatnya dulu, jika masyarakat sudah siap dan alam terus dilestarikan, jangan khawatir kesejahteraan pasti muncul," papar Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya dan CEO Region Denpasar BNI Suhardi Petrus saat diwawancarai seusai acara Penyerahan KUR Sektor Wisata di Hotel Ayana, Labuah Bajo, pada Selasa (26/03). Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
Sementara itu, CEO Region Denpasar BNI Suhardi Petrus, menambahkan bahwa berdasarkan Permenko Namur 8 Tahun 2018, sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif kini juga masuk dalam target pemberian KUR.
"Dari tahun 2014, target KUR kami lebih ke sektor kuliner tapi sekarang kami juga mulai menyentuh sektor pariwisata dan industri kreatif,” katanya.
Dia menambahkan, potensi UKM di daerah seperti di Labuan Bajo yang layak mendapat KUR terbilang besar. Untuk itu, pihaknya terus melaksanakan program tersebut di berbagai daerah sehingga penerima manfaat KUR merata di semua golongan masyarakat yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Bupati Manggarai Barat Agustinus C. Dula yang juga hadir di kesempatan yang sama mengatakan bahwa keberadaan UMKM merupakan gayung bersambut dari kemajuan pariwisata. Oleh karenanya, dia terus menumbuhkan kesadaran masyarakat jika mereka memiliki peluang lebih cepat mendapatkan uang kalau pariwisata berkembang sehingga terus membangun UMKM.
“Saya merasa sekali dengan pariwisata maju di Manggarai Barat maka UMKM akan maju juga dan itu pasti meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terlebih dengan bantuan KUR kepada UMKM. Di sini UMKM banyak sekali, macam-macam. Tapi yang paling nampak sekali itu sebenarnya kuliner sehingga saya memang sangat memberi peluang kepada masyarakat yang memiliki minat kuliner,” ujar Agustinus.
Bupati Manggarai Barat Agustinus C. Dula, saat memberikan sambutan pada acara Penyerahan KUR Sektor Wisata di Hotel Ayana, Labuah Bajo, pada Selasa pagi (26/03). Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
Dirinya mengatakan salah satu usaha yang dilakukan adalah menyiapkan lahan untuk disewa dan dipakai guna mengembangkan usaha kuliner. Namun, tentunya tetap memperhatikan bidang usaha lain. Untuk itu, akan dilakukan pengendalian seperti menjalankan aturan pendapatan asli daerah (PAD).
ADVERTISEMENT
“Aturan PAD itu merupakan bagian dari cara kami untuk mendisiplinkan persaingan di antara pelaku UMKM. Hingga saat ini UMKM memang masih tidak terlalu signifikan dalam pendapatan daerah tapi mungkin itu ada masalah dengan pemungutannya. Tapi kalau nanti kami melakukan sistem online saya yakin UMKM akan mendongkrak PAD,” pungkas Agustinus.
Pada kesempatan kali ini, Menpar menyerahkan KUR kepada lima pelaku usaha di bidang pariwisata yaitu Aripudin pengusaha kapal wisata, Antonia Ariyani pengusaha suvenir dan tenunan, Robert Kenedy pengusaha kedai kopi dan agen wisata, Hanung Sispri pengusaha homestay dan kuliner, serta Muhadar pengusaha kapal wisata.
“Harapan kami dengan KUR ini kami bisa meningkatkan usaha pariwisata, apalagi Labuan Bajo adalah pintu masuk wisata ke wilayah Flores," ungkap salah satu penerima KUR, Antonia Ariyani.
ADVERTISEMENT