Nomadic Tourism, Cara Seru Nikmati Liburan di Labuan Bajo

28 Maret 2019 7:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi wisata yang cocok dengan konsep Nomadic Tourism. Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi wisata yang cocok dengan konsep Nomadic Tourism. Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) kini siap menghadirkan pengalaman liburan yang baru dan seru bagi setiap wisatawannya. Pengalaman yang dimaksud adalah dalam bentuk Nomadic Tourism.
ADVERTISEMENT
Nomadic Tourism sendiri merupakan wisata yang bersifat temporer baik berbentuk akses ataupun amenitas sementara. Strategi ini tentunya diharapkan dapat menjangkau destinasi alam potensial di sejumlah kepulauan yang sulit dijangkau; seperti wilayah Labuan Bajo, Maluku, dan sekitarnya.
Live on Boat menjadi salah satu pilihan saat melakukan Nomadic Tourism. Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
Sementara itu, Arief Yahya, Menteri Pariwisata (Menpar) turut menjelaskan bahwa konsep Nomadic Tourism sebagai solusi sementara sebagai solusi selamanya (5S)
Live on board yang telah berkembang lima hingga tujuh tahun terakhir di Labuan Bajo adalah contoh dari solusi sementara itu. Ini bisa jadi solusi amenitas dan juga akses bagi wisatawan nomad. Dulu kita mengenalnya sebagai wisata minat khusus, tapi seiring perkembangan zaman, tren ini menjelma menjadi wisata minat umum,” ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya, di sela kunjungan kerja ke Labuan Bajo, Senin, 25 Maret 2019.
Menpar saat di Pulau Saloka, pulau yang sedang dikembangkan untuk salah satu destinasi Nomadic Tourism. Foto: Dok. Kemenpar
Lebih lanjut, ia berharap pengembangan Nomadic Tourism di Labuan Bajo bisa dipercepat agar mendapat hasil yang lebih baik baik terutama dalam bidang amenitas.
ADVERTISEMENT
"Untuk atraksi, Labuan Bajo sudah tidak perlu ditanyakan lagi, karena sudah terkenal dengan Pulau Komodo dan tempat diving terbaik dunia, sementara untuk amenitas, konsep Nomadic Tourism bisa mempercepat pertumbuhan wisatawan," jelas Menpar.
Menpar yang didampingi para influencer, dan selebritis yang melakukan fam trip di Pulau Saloka, Labuan Bajo, NTT. Foto: Dok. Kemenpar
Perkembangan amenitas untuk kaum nomad di Labuan Bajo juga semakin banyak. Misalnya dengan kehadiran Le Pirate boatel, One Tree Hill, The Seraya, yang merupakan hostel bergaya kekinian untuk glampacker atau kaum pengembara milenial.
Selain itu, sejumlah tempat glamping terlihat mulai muncul di kawasan ini. Di antaranya di Pulau Saloka yang digarap oleh sebuah social enterprise bernama Pulau Bahagia Ekosistem. Terdapat juga CND Nomadic Huts yang dibangun oleh CND Dive Center yang dipimpin oleh Condo Subagyo, salah seorang nomad terpandang di dunia diving di Labuan Bajo.
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, saat memberikan penjelasan mengenai konsep Nomadic Tourism. Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
Sedangkan bagi wisatawan yang ingin melakukan liburan glamor, mereka dapat mencoba mengarungi pantai-pantai indah sembari berlayar dengan menggunakan kapal-kapal mewah seperti Sea Safari Cruise, Salila, Grace Alone, Maluku, Plataran Komodo, dan lain-lain.
Berbagai kapal mewah ini dapat dengan mudah ditemukan di Kawasan Marina Pelabuhan Labuan Bajo. Beberapa selebriti papan atas seperti Gwyneth Paltrow, Katy Perry, dan Valentino Rossi pun juga pernah live on broad di tempat tersebut.
Tenda di Pulau Saloka yang sedang disiapkan untuk Nomadic Accommodation. Nantinya juga berguna sebagai lokasi glamping dan co working space. Foto: Dok. Kemenpar
Ketika semakin banyak pemain menawarkan sensasi island hopping dengan konsep live on board, maka hal yang menjadi kunci adalah inovasi pengembangan produk baru.
Masih pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, menambahkan bahwa Nomadic Tourism sebenarnya sudah ada sejak dulu.
ADVERTISEMENT
Di Labuan Bajo, tak sedikit wisatawan yang datang untuk menjajal pengalaman live on board. Dalam kegiatan atraksi tersebut, para wisatawan akan menginap di kapal dan mengunjungi spot-spot terbaik untuk menyelam maupun snorkeling.
Panorama Pink Beach yang menawan di Labuan Bajo Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
"Nomadic Tourism ini muncul karena keterbatasan amenitas atau atraksi yang ada di darat karena kebanyakan di laut. Untuk sekarang ini kita melihat potensi live on board dikemas menjadi lebih banyak lagi. Contohnya dengan aktivitas kemping, berkunjung ke obyek wisata di darat, dan lainnya, termasuk juga overland Flores.
Kemudian yang tak kalah penting adalah Nomadic Tourism ini sangat menjanjikan. Wisatawannya juga banyak, dari segi jumlah. Pemain industri baik konvensional maupun startup juga banyak yang masuk ke ranah ini. Namun, yang paling penting adalah pemain di ekosistem pariwisata tetap fokus pada inovasi dalam mengemas dan menjual wisata berbasis pengalaman, bukan berbasis komoditas pariwisata biasa," ungkap Shana.
ADVERTISEMENT