Cerita Tragis di Balik Indahnya Danau Kaco, Jambi

23 April 2018 18:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Danau Kaco. (Foto: Flickr/Jambi Travel)
zoom-in-whitePerbesar
Danau Kaco. (Foto: Flickr/Jambi Travel)
ADVERTISEMENT
Tepat di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera, terdapat sebuah provinsi yang tak kalah indah dari provinsi yang lainnya. Adalah Jambi, sebuah provinsi yang terkenal dengan literatur kunonnya dan memiliki ibu kota yang sama dengan nama provinsinya.
ADVERTISEMENT
Dengan luas mencapai 53,435 kilometer persegi, provinsi yang didominasi etnis Melayu ini memiliki pariwisata yang tak kalah indah dari provinsi lainnya. Misalnya saja Taman Nasional Kerinci Seblat, yang menjadi taman nasional terbesar di Sumatera yang diisi oleh flora dan fauna.
Selain itu di dalam Taman Nasional Kerinci Seblat juga ada surga tersembunyi lainnya, yaitu Danau Kaco. Danau dengan air yang bening ini bak mutiara yang tersimpan di antara rindangnya pepohonan yang menutupinnya.
Keindahan Danau Kaco. (Foto: Flickr/Rudi Hartono)
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Danau Kaco. (Foto: Flickr/Rudi Hartono)
Danau Kaco berada di ketinggian 1.289 mdpl, ukurannya cenderung kecil hanya 30x30 meter saja. Namun walau begitu, lanskap danau ini sangatlah indah, misalnya saja seperti pepohonan yang rimbun menutupi danau, dihuni oleh ikan endemik, serta memiliki air yang sangat bening dan jernih.
ADVERTISEMENT
Namun di balik keindahannya, Danau Kaco ternyata menyimpan cerita yang cukup tragis. Dilansir Gosumatera, menurut warga setempat, lahirnya Danau Kaco berawal dari adanya putri cantik yang ingin dipinang oleh banyak pemuda.
Kala itu, pemuda-pemuda yang tinggal di Jambi ingin menikahi sang putri yang memiliki paras cantik nan jelita. Pria-pria itu pun memberikan bebatuan mulia pada Raja Gagak, ayah dari sang putri cantik.
Sayangnya, sang raja justru gelap mata dan menodai sang putri cantik itu. Setelah itu, raja justru menenggelamkan sang putri ke dasar danau bersama dengan bebatuan mulianya. Cerita inilah yang dipercaya warga setempat secara turun-temurun.
Meskipun demikian, cerita ini hanyalah mitos belaka, sejatinya danau ini juga memiliki keunikan yang jarang ditemui. Setiap malam Danau Kaco akan menyala seperti ada cahaya yang menyinari dari dasar danau. Bahkan ketika malam bulan purnama, cahaya akan semakin terang walau tak diketahui apa penyebabanya.
ADVERTISEMENT
Tentunya hal inilah yang menarik wisatawan untuk melihat keindahannya secara langsung. Banyak wisatawan yang rela menginap di pinggir danau untuk menyaksikan keindahan danau cahaya dari Danau Kaco.
Wisatawan di Danau Kaco. (Foto: Flickr/Rudi Hartono)
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan di Danau Kaco. (Foto: Flickr/Rudi Hartono)
Karena letak Danau Kaco yang berada di tengah taman nasional, tentunya fasilitasnya pun masih minim sekali. Turis yang ingin berkemah harus membawa perlengkapan, peralatan, dan logistik sendiri.
Sedangkan untuk aksesnya, Danau Kaco bisa ditempuh dengan jalur darat dari Kota Jambi menuju Sungai Penuh yang memakan waktu 10 jam perjalanan, menempuh jarak sejauh 500 kilometer. Selanjutnya dari Sungai Penuh, wisatawan harus menuju Desa Lempur, Kecamatan Gunung Raya selama 45 menit dengan kendaraan. Perjuangan belum usai, pasalnya para pengunjung masih harus berjalanan kaki untuk menyusuri hutan selama 4 jam lamanya untuk menuju Danau Kaco.
ADVERTISEMENT
Tertarik berkunjung?