China Diprediksi Jadi Negara Paling Populer di Dunia Pada 2030

8 November 2018 7:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera China (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera China (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
China diprediksi akan menjadi tujuan paling populer pada 2030 mendatang. Prediksi ini berdasarkan hasil penelitian perusahaan riset global, Euromonitor Internasional.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitiannya, Euromonitor mengatakan jika China akan mengambil alih posisi ini dari Prancis, yang kabarnya juga menjadi tujuan wisata nomor satu di dunia pada 2030 mendatang. Nantinya, Negeri Tirai Bambu itu akan ramai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri. Bahkan saking banyaknya penduduk yang bepergian, China mampu menyalip Amerika Serikat dan Jerman dengan total 260 juta perjalanan wisaya ke luar negeri pada 2030.
Tianjing Eye, China. (Foto: Flickr / indrajith munna)
zoom-in-whitePerbesar
Tianjing Eye, China. (Foto: Flickr / indrajith munna)
Wouter Geerts, konsultan di Euromonitas, sekaligus penulis laporan ini mengatakan bahwa pariwisata menjadi salah satu industri penting untuk ekonomi China. "China juga akan menjadi menjadi pasar inbound terbesar di tahun 2030 mendatang yang ramai didatangi turis dari Asia, seperti dari Hong Kong dan Taiwan," ucapnya.
Berbagai alasan juga mendasari mengapa China di masa mendatang akan kebanjiran wisatawan. Sebab, menurut Euromonitas, pertumbuhan ekonomi China lebih tinggi daripada negara-negara di Asia yang berada di dekatnya.
ADVERTISEMENT
Akses menuju negaranya juga semakin mudah. Kemudian didukung dengan pengajuan visa yang mudah.
Namun yang menjadi catatan, proses pembuatan visa masih dirasa kurang sederhana. Pelancong dari Amerika Serikat dan Inggris juga harus membayar visa dengan harga yang lebih tinggi.
Malam di Nanjing, China (Foto: Flickr/zhihong yu)
zoom-in-whitePerbesar
Malam di Nanjing, China (Foto: Flickr/zhihong yu)
Mengingat pariwisata semakin penting bagi ekonomi negaranya, Pemerintah China pun tak tinggal diam. Pemerintah daerah melakukan pendekatan yang lebih baik untuk meningkatakan perekonomian, khususnya di desa-desa.
Tak hanya itu, di tahun 2017 lalu, China juga meluncurkan "all-for-one" yang berfokus pada konservasi, keanekaragaman budaya, dan kelestarian budaya. Semua dilakoni demi memaksimalkan dan memperkenalkan pariwisata negaranya.
Selain China, Laporan Euromonitor juga meramalkan industri pariwisata Inggris. Perusahaan yang berdiri sejak 1972 silam itu menyebutkan akan terjadi penurunan outbound di Inggris karena adanya Brexit.
Red Beach, China (Foto: Flickr / Billy Van Deusen)
zoom-in-whitePerbesar
Red Beach, China (Foto: Flickr / Billy Van Deusen)
"'A no deal Brexit' menghasilkan penurunan 5 juta keberangkatan keluar (Inggris) pada 2022," ungkap kepala perjalanan Euromonitor, Caroline Bremner.
ADVERTISEMENT
Dirinya menambahkan bila para pemuda di Inggris juga memiliki uang lebih sedikit daripada tahun-tahun sebelumnya. Sebaliknya, hal ini berbanding terbaling pada masyarakat usia produktif di Asia.
"'A no deal Brexit' akan mengarah pada peningkatan inbound tourism karena poundsterling jatuh," pungkasnya.