Lama Menginap Wisatawan Juga Jadi Tantangan Pariwisata Indonesia

2 Agustus 2019 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Turis berlibur di Pantai Kuta, Bali, Jum'at (4/1/2019).
 Foto: AFP/SONNY TUMBELAKA
zoom-in-whitePerbesar
Turis berlibur di Pantai Kuta, Bali, Jum'at (4/1/2019). Foto: AFP/SONNY TUMBELAKA
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) bisa berkunjung ke Indonesia sepanjang 2019. Untuk mendukung target tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah menetapkan 10 destinasi pariwisata prioritas sebagai Bali baru. Meski demikian, sejatinya keberhasilan pariwisata tidak bisa hanya diukur melalui banyaknya wisman yang bertandang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ada indikator lain yang juga harus terpenuhi untuk mengukur keberhasilan pariwisata Indonesia. Salah satunya adalah lama menginap wisatawan per kunjungan. Sayangnya, lama menginap turis asing di Indonesia tergolong masih sangat pendek.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Juni 2019, rata-rata lama menginap tamu asing pada hotel klasifikasi bintang di Indonesia hanya 2,71 hari.
Menanggapi hal ini, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani tidak menampik bahwa angka tersebut masih terlalu pendek.
“Itu 2,71 hari masih sangat pendek. Tantangan ke depan bagaimana volumenya bisa naik dan lama tinggal lebih panjang,” ungkap Hariyadi kepada kumparan, Jumat (2/8).
Menurut Hariyadi ada banyak faktor yang menyebabkan turis asing enggan tinggal lebih lama. Hariyadi memprediksi salah satu faktornya adalah destinasi wisata dinilai kurang menarik bagi wisman. Untuk itu menurutnya, pekerjaan rumah bagi pemerintah dan semua stakeholder adalah menghadirkan destinasi wisata yang bisa membuat wisman lebih betah berlama-lama di Indonesia.
com-Ilustrasi Liburan Naik Mobil Foto: Shutterstock
“Kalau hanya segitu (2,71 hari) asumsinya yang dilihat terlalu sedikit. Berarti bagaimana membuat destinasi kita lebih menarik dan dilihat,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Meski masih rendah, Hariyadi mengatakan sejatinya tren lama menginap wisman sudah mulai naik dari tahun ke tahun. Namun, Hariyadi tidak menampik bahwa hal tersebut juga dipengaruhi oleh lokasi atau daerah yang dikunjungi oleh wisman.
Misalnya di Bali, berdasarkan data PHRI, rata-rata wisman menginap selama 3 sampai 4 hari per kunjungan. Bahkan jika wisman tersebut berasal dari negara yang cukup jauh seperti Eropa, mereka cenderung akan tinggal lebih lama.
“Bisa seminggu bahkan sampai 10 hari. Tergantung lokasinya di mana. Tapi kalau bagi PHRI, makin lama makin baik,” tutupnya.