Melihat Bandung Rasa Jepang di Kyotoku Floating Market

31 Maret 2018 9:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kyotoku Floating Market Lembang (Foto: Kyotoku)
zoom-in-whitePerbesar
Kyotoku Floating Market Lembang (Foto: Kyotoku)
ADVERTISEMENT
Mekarnya bunga Sakura di Jepang pada bulan April selalu jadi momen yang paling ditunggu oleh wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Belum lagi budaya dan suasana Jepang yang mampu memikat setiap mata yang memandang.
ADVERTISEMENT
Namun, banyaknya wisatawan yang ingin menyaksikan indahnya bunga sakura bermekaran membuat tiket pesawat ke Jepang juga menjadi mahal. Alhasil, banyak wisatawan, terutama budget traveler yang akhirnya mengurungkan niat untuk pergi ke negara matahari terbit tersebut.
Dan, jika ternyata kamu memang belum berkesempatan untuk menyambangi negara Sakura ini atau rindu dengan Jepang, kumparanTRAVEL akan beri sebuah solusi yang menarik untukmu. Yaitu berkunjung ke Lembang, Bandung.
Di Bandung terdapat Kyotoku Floating Market, sebuah wisata kekinian ala Jepang. Berlokasi di Floating Market Lembang, Desa Kyotoku menghadirkan suasana Jepang yang kental, seakan kamu sedang mengunjungi Jepang.
Berbagai pengalaman dapat kamu rasakan di tempat ini, seperti menggunakan Kimono atau Yukata, melihat bangunan-bangunan khas Jepang, dan menikmati pemandangan Bandung yang dipenuhi pernak-pernik khas Jepang, seperti lampion dan bunga sakura. Tak heran tempat ini menjadi salah satu destinasi selfie warga Bandung dan pengunjung dari luar kota.
ADVERTISEMENT
Pengelola bahkan membuat hutan bambu seperti Arashiyama Bamboo Grove di Kyoto, agar para pengunjung semakin punya pilihan untuk mengkoleksi foto cantiknya.
Berkunjung ke Kyotoku Floating Market tidak akan lengkap tanpa sesi foto di berbagai spotnya yang menarik, menyusuri sungai, dan minum teh.
Buka mulai pukul 09.00 sampai dengan 20.00 WIB, kamu hanya perlu merogoh kocek Rp 20 ribu untuk tiket masuk dan juga menyewa Yukata dengan harga Rp 175 ribu per jam.
Bagaimana? Siap eksplorasi Bandung rasa Jepang?