Melihat Makna Tersembunyi Festival Menari Bersama Iblis di Bolivia

30 Juni 2019 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah seorang penari berpakaian kuning cerah mengenakan kostum dan topeng dalam karnaval Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Salah seorang penari berpakaian kuning cerah mengenakan kostum dan topeng dalam karnaval Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebuah kota di Bolivia dikenal masyarakat dunia melalui sebuah perayaan festivalnya yang jatuh pada periode Paskah. Perayaan festival ini bukan hanya mencuri perhatian karena diselenggarakan meriah, dengan parade besar-besaran, iringan musik, penari dengan kostum berwarna cerah saja, tetapi juga karena ada karakter iblis di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Carnaval de Oruro namanya, sebuah festival folklore rakyat terbesar di Amerika Selatan. Menurut berbagai sumber, festival ini merupakan kolaborasi dari ritual paganisme dan sentuhan agama Katolik.
Festival Carnaval de Oruro dilakukan untuk menghormati nenek moyang masyarakat Bolivia dan sarana pengucapan syukur pada bumi dan dewa Foto: Shutter Stock
Berlangsung selama tiga hari pada akhir pekan sebelum Rabu Abu, Carnaval de Oruro di Kota Oruro, Bolivia, menjadi pusat perhatian karena menghadirkan sosok iblis yaitu Lucifer dalam tradisinya. Para peserta yang ikut serta dalam parade ini akan mengenakan kostum setan, lengkap dengan topeng dan tanduk untuk mewujudkan dirinya sebagai sosok iblis terkuat itu.
Mereka juga akan melengkapi dirinya dengan jubah beludru, penutup dada, serta sepatu boots berkilau dengan hiasan ornamen ular. Dalam puncak prosesi yang dikenal sebagai La Diablada, para peserta akan menari dengan ria dan bersemangat mengenakan kostum iblis itu dan mengelilingi El Tio.
Wajah iblis menjadi salah satu topeng yang digunakan peserta parade Foto: Shutter Stock
El Tio adalah sesosok iblis di bawah tanah yang diyakini masyarakat setempat sebagai pemilik mineral maupun logam yang berada di dalam bumi. Sebab, mayoritas penduduk Kota Oruro memiliki profesi sebagai penambang.
ADVERTISEMENT
Secara sekilas, kamu mungkin akan merasa aneh dengan tradisi. Bagaimana bisa dalam perayaan Paskah, orang-orang justru lebih menekankan perhatiannya pada iblis maupun Pachamama, atau dewi tertinggi yang dianggap sebagai ibu bagi alam yang mengaruniakan berkat bagi manusia.
Para penari mengenakan kostum dan topeng dalam merayakan Carnaval de Oruro di Bolivia Foto: Shutter Stock
Namun, inilah faktanya, kostum mewah dan mahal berbentuk iblis dikenakan sejak zaman dulu oleh penduduk Oruro untuk berdoa ke pada dewa-dewa Andes atau dewa pegunungan serta El Tio. Festival dan kostum yang meriah tersebut adalah cara mereka mengucap syukur karena telah menjaga para penambang saat mereka bekerja.
Apalagi mengingat pekerjaan mereka memiliki risiko yang besar, baik ketika berada di tempat yang jauh maupun di dalam perut bumi. Meski sempat menimbulkan pertentangan ketika agama Katolik masuk ke kota mereka, pada akhirnya agama Katolik mengizinkan tradisi ini 'berkolaborasi' dengan hari besar keagamaan.
Seorang partisipan Diablada Oruro Carnival sedang berparade menggunakan pakaian tradisional Foto: Shutter Stock
Hal ini dilakukan untuk mempermudah agama Katolik diterima oleh masyarakat setempat sekaligus mengenang jasa seorang santa yang dikenal sebagai Virgen del Socavon. Ia adalah santa lokal yang dikenal melindungi 'Robin Hood' milik penduduk Oruro.
ADVERTISEMENT
Selayaknya Robin Hood dalam film Hollywood, pencuri yang satu ini juga populer karena mengambil harta milik orang-orang kaya untuk diberikan pada rakyat miskin. Lantas, apa bentuk kolaborasinya?
Carnaval de Oruro tercatat sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity UNESCO Foto: Shutter Stock
Melibatkan 20 ribu penari dari 50 suku asli, Carnaval de Oruro diwarnai dengan kostum warna-warni dan lantunan musik tradisional berirama Quena serta drum yang mampu membuat Bolivia bergetar. UNESCO bahkan menobatkannya sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity sejak tahun 2001.
Dengan memadukan tarian, musik, dan kostum, Carnaval de Oruro tidak hanya sekadar bagian dari ritual keagamaan atau ucapan syukur saja. Tetapi juga mengenang bagaimana Spanyol menaklukkan orang-orang Aymara dan Quechua di Bolivia yang merupakan penduduk asli.
Parade para penari dalam Carnaval de Oruro 2018 di Bolivia Foto: Shutter Stock
Serta merayakan keberhasilan kebaikan menaklukkan kejahatan melalui kisah perjuangan malaikat San Miguel melawan iblis dan tujuh bentuk dosa yang mematikan. Kisah dan tradisi ini dikemas dengan indah menggunakan kekayaan budaya Oruro yang menyenangkan dan menghibur.
ADVERTISEMENT
Tak heran, setiap tahunnya, karnaval ini dikunjungi oleh ratusan ribu pengunjung dari seluruh dunia.
Carnaval de Oruro tidak hanya dimeriahkan dengan kostum dan penari bertopeng saja, tetapi juga iringan musik yang dilantunkan pemusik berseragam cerah Foto: Shutter Stock
Di masa kini, selain sebagai dilakukan sebagai bentuk perayaan, Carnaval de Oruro juga punya makna tersembunyi, karena dianggap sebagai sebuah cara untuk mengingat dan melestarikan tradisi yang telah lama dilakukan oleh nenek moyang, sekaligus atraksi wisata.
Gimana, kamu tertarik melihat tradisi menari bersama iblis milik Bolivia ini?
ADVERTISEMENT