Menelusuri Jejak Perang Dunia II di Pulau Morotai

22 Juni 2018 7:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peninggalan PD II di Morotai. (Foto: YouTube Sam Ternate)
zoom-in-whitePerbesar
Peninggalan PD II di Morotai. (Foto: YouTube Sam Ternate)
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang pernah dijajah, setiap tempat di Indonesia tentunya memiliki sejarah yang terjadi pada masa lalu. Sama seperti sebuah pulau di ujung utara Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara, yaitu Pulau Morotai.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, Morotai menjadi saksi bisu dari Perang Dunia II. Bahkan Mutiara di Bibir Pasifik itu menjadi 'tuan rumah' bagi pertempuran antara Negeri Sakura dan Paman Sam.
Jejak Sejarah di Morotai (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak)
zoom-in-whitePerbesar
Jejak Sejarah di Morotai (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak)
Kala itu, Jepang menduduki Morotai untuk dimanfaatkan sebagai markas menguasai Indonesia, Filipina, dan sebagian Malaysia. Sedangkan Amerika menggunakannya sebagai landasan serangan pesawat sebelum menuju Filipina dan Borneo bagian timur.
Pada masa tersebut, Jepang sudah lebih dulu menduduki Pulau Morotai, hingga akhirnya tentara sekutu dari Amerika Serikat dan Australia, di bawah pimpinan Panglima Pasifik Barat, Jenderal Douglas McArthur datang dan mendarat di bagian Barat Daya Morotai.
Jejak Sejarah di Morotai (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak)
zoom-in-whitePerbesar
Jejak Sejarah di Morotai (Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak)
Tak berapa lama, Jepang sempat meninggalkan Morotai demi mendukung pertempuran di Halmahera. Negeri Sakura hanya meninggalkan 500 hingga 1.000 tentaranya untuk tetap menjaga Morotai.
ADVERTISEMENT
Melihat kesempatan emas ini, Amerika Serikat tak tinggal diam. Mengingat jumlah personil yang dimilikinya sekitar 60 ribu, berbanding sangat jauh dengan sang lawan.
Pada 15 September 1944, tim intelejen AS menyebutkan bahwa pertahanan Jepang di Halmahera dan Morotai tengah melemah. Akhirnya, tepat pukul 06.30 waktu setempat, kapal perang AS dan sekutu berhasil menurunkan pasukan mereka. Pertempuran antara Jepang dan AS pun tak bisa dihindari.
Walau pasukannya hanya sedikit, Jepang tetap berusaha sekuat tenaga dengan mengerahkan Angkatan Lautnya. Hingga akhirnya pada 4 Oktober 1944 perang selesai dan usaha Jepang tidak membuahkan hasil. Selama PD II, pasukan Jepang tetap menempati Morotai hingga 1945, mereka mengaku menyerah dan meninggalkan pulau.
Perang yang menewaskan ratusan tentara dari kedua kubu itu disebut-sebut menjadi salah satu perang paling hebat di dunia. Terlepas dari masa lalunya yang memiliki nilai sejarah tinggi, perang Morotai juga meninggalkan alat-alat perang yang terkubur di bawah laut.
ADVERTISEMENT
Ya, Morotai memiliki keindahan bawah laut yang menakjubkan, dengan kekayaan terumbu karang dan ikan yang berwarna-warni. Selain itu, pulau ini juga berhasil membuat decak kagum wisatawan dengan alat perang yang bisa dijumpai di sana
Ketika diving, penyelam akan bertemu dengan bangkai kapal dan pesawat, serta peralatan perang yang terdiri dari tank, senjata, hingga tempat memasak para anggota militer yang bertempur.
Bangkai pesawat Australia bernama Bristol Beaufort bisa dilihat di kedalaman 40 meter di selatan Morotai. Selain bangkai pesawat, ada pula rongsokan tank yang turut menghiasi bawah laut.
Di perairan Mira ada sebuah kapal karang, di Buho Buho dan dekat Dodola terdapat pesawat tempur. Sedangkan di Zum Zum ada bangkai kapal selam milik Jepang. Kurang lebih ada 25 bangkai pesawat atau kapal tempur yang karam dan tersebar di 25 titik diving di Morotai.
ADVERTISEMENT