Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sayangnya, menurut laporan Huffing Post, pada awal 1980-an semuanya berubah. Selain kayu, siapa pun bisa menemukan sampah dengan mudahnya. Sebut saja botol air, keranjang, sisir, korek, pecahan plastik, jaring ikan, sedotan, hingga botol deterjen bertebaran di sini.
Atlas Obscura juga menyebutkan bahwa sekarang Pantai Kamilo lebih sering menyambut sampah plastik ketimbang kayu. Dan 90 persen sampah tersebut berasal dari Jepang, serta Rusia.
ADVERTISEMENT
Saking kotornya, Pantai Kamilo juga sering disebut Pantai Plastik. Setiap tahunnya, ada sekitar 15 hingga 20 ton sampah yang terbawa oleh arus Samudera Pasifik ke sini.
"Jika Anda mengambil pasir dan menyaringnya dengan tangan, Anda akan menemukan lebih banyak plastik daripada pasir," ungkap Alison Teal, seorang aktivitas lingkungan, seperti dikutip dari Huffing Post.
Ya, sampah yang ada di Pantai Kamilo bukan berasal dari wisatawan atau pedagang, tetapi aruslah yang membawanya dari Samudera Pasifik. Dengan tekanan tinggi, sampah tersebut terjebak dan terbawa ke pantai.
"Kamilo sendiri berarti berputar, memutar, memutar arus," kata Megan Lamson, surveyor dari Divisi Sumber Daya Air Hawaii kepada The Huffing Post.
"Kepulauan Hawaii bertindak seperti saringan, mengumpulkan puing-puing yang mengambang di sekitar Samudra Pasifik dan menumpuknya di sepanjang pantai kita," tambahnya.
Karena masalah ini, banyak kelompok peduli lingkungan datang untuk membantu membersihkan, salah satunya Hawaii Wildlife Fund. Setiap tahun pihaknya selalu datang, setidaknya sekitar 20 ton sampah plastik terkumpul.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, sampah dari seluruh dunia yang terkumpul di Samudera Pasifik seolah menemukan jalan pulang. Habis dibersihkan, sampah akan kembali datang lagi.