Menpar Janji Selesaikan Pembangunan KEK Mandeh, Sumatera Barat

16 Agustus 2019 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan Calender of Event Sumatera Barat 2019. Foto: Selfy Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan Calender of Event Sumatera Barat 2019. Foto: Selfy Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata terus mendorong berbagai daerah untuk memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sektor pariwisata. Jumlah KEK yang terus dikembangkan bertujuan agar menarik lebih banyak investasi. Hingga saat ini sudah ada 12 KEK berbagai bidang yang tersebar di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain ke 12 kawasan tersebut, masih ada beberapa kawasan lain yang mengantri untuk dibangun dan ditetapkan sebagai KEK. Salah satunya adalah di Mandeh, Sumatera Barat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun berjanji akan segera menyelesaikan pembangunan KEK Mandeh. Menurutnya, hal tersebut merupakan utangnya kepada Provinsi Sumbar.
“Saya punya utang sama Sumbar. Ada dua inisiatif yang belum selesai. Ada pemilu sih kemarin jadi terlambat sedikit. Salah satunya KEK Mandeh,” ungkap Arief di Gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu (14/9).
Sunset di Mandeh, Sumatera Barat Foto: Kementerian Pariwisata
Arief menyatakan dirinya dibuat terheran-heran dengan kondisi Sumbar saat ini. Menurutnya, Sumbar memiliki potensi alam dan budaya yang lebih unggul dibanding daerah lain. Bahkan dari sisi kuliner, Sumbar punya rendang yang ditetapkan berkali-kali menjadi masakan terlezat oleh lembaga ataupun media internasional.
ADVERTISEMENT
Faktor-faktor tersebut merupakan modal dasar yang kuat bagi sebuah daerah untuk menjadi destinasi wisata favorit. Namun, menurut Arief ternyata kondisinya belum sesuai harapan.
“Pariwisata belum memberikan kontribusi yang signifikan di Sumbar. Untuk itu KEK ini nanti akan membantu,” ujarnya.
Anjungan Sumatera Barat di Taman Mini Foto: Shutter Stock
Lebih lanjut, Arief pun berkisah awal mula dipilihnya Mandeh sebagai wilayah untuk pengembangan KEK. Saat itu setiap provinsi diminta untuk mengusulkan satu tempat untuk dijadikan percontohan KEK. Alhasil, nama Mandeh dipilih. Luas kawasannya mencapai 400 hekatare, berada di pesisir selatan Sumatera Barat.
Arief menekankan bahwa kehadiran KEK tersebut sangat diperlukan. Sebab, salah satu hambatan yang ada di Indonesia adalah masalah perizinan. Investor selalu terbentur oleh perizinan berbelit-belit dan makan waktu bahkan hingga 3 sampai 4 tahun. Selain itu dengan adanya KEK, investor juga akan diberi banyak kemudahan, misalnya dari sisi fiskal.
Air Terjun Mandeh, Sumatera Barat Foto: Kementerian Pariwisata
“Terobosannya adalah KEK, enggak akan ada birokrasi berbelit-belit,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Arief pun mencontohkan ada dua daerah yang telah berhasil mewujudkan KEK pariwisata yaitu Nusa Dua dan Mandalika. Menurut Arief, di Nusa Dua, investor mengurus perizinan hanya butuh waktu dua hari. Mereka dilayani tanpa ditendang kanan kini. Sedangkan di Mandalika, kini investasi di daerah tersebut dilaporkan sudah mencapai USD 2 miliar.
Mandeh, Sumatera Barat Foto: Kementerian Pariwisata
Sama halnya dengan Nusa Dua dan Mandalika, Arief pun berharap Mandeh juga akan menjadi KEK yang strategis. Selain itu Arief berharap, Mentawai juga akan segera menyusul untuk jadi kawasan KEK. Menurutnya daerah tersebut mempunyai lahan seluas sekitar 2.500 hektare. Salah satu yang diunggulkan dari Mentawai adalah sport tourism yaitu surfing.
“Jadi itu hutang saya ke Sumbar. Akan saya bayar Insyaallah. Bangka punya 3. Sumbar belum punya. Saya merasa hutang juga karena belum selesai,” tandasnya.
ADVERTISEMENT