Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak ingin ke Jepang ? Negeri Matahari Terbit itu memang mempesona dan bisa membuat siapa saja jatuh hati. Baik dari alam, kuliner, atraksi wisata, budaya, bahkan hingga kuil-kuil peribadatannya.
ADVERTISEMENT
Beberapa dari traveler yang berkunjung ke Jepang bahkan memberikan kesan buruk bagi beberapa destinasi wisata yang kini berakibat pada pembatasan wisatawan. Dilansir The Asahi Shimbun, ada beberapa objek wisata di Jepang yang menolak untuk menerima kunjungan dari wisatawan yang datang secara berombongan, apalagi jika mereka bukan berasal dari Jepang.
Kuil Nanzoin di Sasaguri, Prefektur Fukuoka, Jepang misalnya. Kuil yang terkenal karena patung Buddha tidurnya yang besar itu telah memasang tanda dalam bahasa 12 di sekitarnya dan stasiun terdekat.
ADVERTISEMENT
Tanda tersebut berisi pengumuman yang memberi tahu pengunjung bahwa Nanzoin merupakan kawasan peribadatan yang penting dan tidak menerima kunjungan dari wisatawan non-Jepang.
Menurut penuturan Kakuio Hayashi (65), imam kepala Kuil Nanzoin, hal ini terjadi akibat insiden yang terjadi pada 10 tahun silam. Saat itu, Kuil Nanzoin mendapat kunjungan dari 20-30 bus wisatawan mancanegara setiap harinya.
Turis yang masuk tersebut bukan hanya datang dan melihat-lihat saja. Mereka malah bersikap tidak sopan dan menyalakan musik dengan kencang, lalu memercikkan air di sekitar air terjun yang digunakan untuk beribadah. Salah seorang turis bahkan menaiki atap bangunan kuil.
Walaupun para imam telah memberikan peringatan, wisatawan yang berperilaku buruk itu tidak mengindahkannya. Mereka malahan mengusir beberapa jemaat yang memang datang untuk beribadah.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin menerima semua orang yang ingin beribadah, tapi kami punya keterbatasan kapasitas. Kami tidak punya pilihan selain melakukan ini untuk melindungi tempat ibadah kami" tuturnya saat diwawancara The Asahi Shimbun.
Mulai Mei 2016, Kuil Nanzoin memutuskan untuk menerima rombongan wisatawan dari luar Jepang. Pihak pengelola kuil bahkan meminta agen perjalanan dan situs web pariwisata untuk menghapus informasi kuil mereka sebagai salah satu destinasi wisata.
Meski melakukan penolakan pada wisatawan non-Jepang , Kuil Nanzoin mengaku masih menerima pelancong yang datang dari luar negeri. Asalkan mereka datang dalam jumlah yang kecil dan dapat berperilaku baik.
Selain Kuil Nanzoin, Kuil Yatsushirohu di Yatsushiro, Prefektur Kumamoto, juga melakukan penolakan yang sama. Ia telah menutup pintunya bagi wisatawan asing sejak Agustus 2017.
ADVERTISEMENT
"Beberapa pengunjung mengeluh karena mereka tidak bisa merasa nyaman saat hendak ibadah karena kuil terlalu ramai. Kami tidak ingin menimbulkan masalah bagi jemaat lainnya," tutur Masataka Takehara (42), imam senior di Kuil Yatsushirohu.
Tak hanya berlaku di kuil saja, pemilik sebuah pub di Kyoto juga menyerukan hal yang sama. Ia merasa terganggu dengan kehadiran wisatawan mancanegara karena mereka sering kali membawa makanan dari toko di luar pub, lalu menggunakan piringnya sebagai asbak, serta membuang abu rokoknya ke lantai.
Oleh sebab itu, ia sementara ini memasang tanda tidak menerima orang asing. Bukan cuma itu saja, ia bahkan mengklaim pub miliknya sudah penuh dipesan ketika melihat lima kelompok atau lebih wisman muncul untuk menghabiskan waktu di tempatnya.
Walaupun sedang mengalami ancaman overtourism, Pemerintah Jepang nyatanya tetap menargetkan peningkatan jumlah wisatawan asing di negaranya. Tahun 2020 mendatang, pemerintah setempat menargetkan kedatangan wisman dapat mencapai 40 juta.
ADVERTISEMENT
Untuk itu pemerintah setempat sangat gencar melakukan promosi dan nampaknya hal tersebut berhasil. Menurut Skyscanner, hingga saat ini, Jepang menjadi tujuan utama wisman saat hendak berpetualang di kawasan Asia Pasifik. Bagaimana menurutmu?
Live Update