Perkuat Pariwisata Indonesia, 5 Hal Ini Jadi Fokus Kemenpar di 2019

15 Oktober 2018 12:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Pura di Bali (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Pura di Bali (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Tenaga Ahli Menteri Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Prof. I Gde Pitana, menyampaikan bahwa ada lima hal yang menjadi perhatian penting untuk meneropong pariwisata pada tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Kelima hal tersebut yakni kondisi pasar khususnya pasar utama (pertumbuhan ekonomi), kesiapan destinasi, kondisi sosial-ekonomi-politik Indonesia, isu dan persepsi tentang terorisme, serta perilaku negara pesaing.
“Dari lima hal yang menjadi perhatian tersebut, yang menjadi tantangan besar adalah perilaku negara pesaing,” kata I Gde Pitana, saat menjadi keynote speaker dalam seminar Road to ITO (Indonesia Tourism Outlook) 2019 yang bertemakan ’Diregulasi di Era Cyber Tourism’ di Mandalawangi Hall, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, beberapa waktu lalu.
Sebagai contoh, dirinya menggambarkan banyak negara berusaha menjadikan Indonesia sebagai pasar utama mereka di antaranya Selandia Baru yang memberikan insentif bagi pelaku bisnis pariwisata di sana bila berhasil menarik wisman dari negeri kita.
Prof. I Gde Pitana menjadi keynote speaker dalam Seminar Road to ITO (Indonesia Tourism Outlook) 2019 di Mandalawangi Hall, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Kamis pagi (11/10/2018).
 (Foto: (Dok. Kemenpar))
zoom-in-whitePerbesar
Prof. I Gde Pitana menjadi keynote speaker dalam Seminar Road to ITO (Indonesia Tourism Outlook) 2019 di Mandalawangi Hall, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Kamis pagi (11/10/2018). (Foto: (Dok. Kemenpar))
Tak hanya Selandia Baru, ada pula Jepang yang mengembangkan wisata halal untuk merebut pasar Indonesia, sedang Vietnam membuat ‘Bali Baru’ sebagai destinasi unggulan mereka dalam upaya memenangkan persaingan di kawasaan pasar ASEAN khususnya dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Guru Besar Universitas Udayana Bali ini pun memprediksi prospek pariwisata Indonesia tahun 2019 sangat cerah bahkan bagus, mengingat travel propensity di negara-negara sumber Wisman sangat prospektif, sebagaimana pula angka proyeksi pertumbuhan wisatawan dunia menurut UNWTO tumbuh positif.
10 tahun lalu, UNWTO pariwisata pasti mengalami kemajuan di tahun 50 kenaikan mencapai 20 juta namun di tahun 2020 mencapai 1,6 miliar. Di mana pertumbuhan selalu naik dan mencapai 3,2 persen dan pertumbuhan di 2017 yakni 6,2 persen. Dan sejak tahun 2015, pertumbuhan di negara berkembang termasuk Indonesia mengungguli negara maju termasuk Eropa sekaligus, pertumbuhan wisman ke negara berkembang dua kali lebih cepat dibandingkan negara maju.
“Saya sangat yakin dengan angka proyeksi UNWTO memprediksi pertumbuhan pariwisata dunia pada 2010-2030 berkisar 3,3% setiap tahun, kenyataannya belakangan ini tumbuh di atas 6% atau double digit. Untuk kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia mendapatkan sebagian besar kunjungan wisman dunia,” tutupnya.
ADVERTISEMENT