Pesta Kesenian Bali Hadir Mengusung Konsep Ramah Lingkungan

17 Juni 2019 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pesta Kesenian Bali. Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pesta Kesenian Bali. Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sabtu (15/6) lalu, Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 baru saja digelar. Adapun pawai ini sekaligus menjadi promosi budaya dari kabupaten dan kota di seluruh Bali, provinsi lain, bahkan perwakilan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Tahun ini PKB dihadiri Presiden Jokowi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Gubernur Bali I Wayan Koster. Kemudian, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Ketua Tim Pelaksana Top 100 Calender of Event Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.
Presiden Joko Widodo hadir dalam Pesta Kesenian Bali. Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Dalam kesempatan itu pula, Presiden Jokowi menandai pelepasan pawai PKB dengan pemukulan kulkul, yang kemudian disambut Tabuh Ketug Bumi persembahan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, sekaligus mengiringi maskot PKB Siwa Nataraja.
"Dengan memohon pada Ida Syang Hyang Widhi Wasa, hari ini saya membuka pawai Pesta Kesenian Bali yang ke-41 tahun 2019 matur suksma," kata Jokowi, sebelum memukul kulkul, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan.
Secara umum, konsep pawai masih tetap berlandaskan pada penggalian, pembinaan, pengembangan, dan pelestarian. Tiap peserta juga wajib menampilkan kekhasan budaya daerah masing-masing, serta garapan seni kolosal yang berhubungan dengan unsur angin.
Suasana Pesta Kesenian Bali. Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Kemudian peserta akan tampil sambil berjalan dalam waktu maksimal 7 menit. Sambil berjalan, peserta juga membawa struktur materi yang terdiri dari papan nama dan lambang kabupaten/kota, yang terbuat dari bahan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Penggunaan bahan ramah lingkungan sendiri ditenggarai, karena tahun lalu banyak dekorasi menggunakan styrofoam. Maka dari itu, untuk tahun 2019 menggunakan konsep 3P, yaitu Planet (alam), People (komunitas), dan Prospherity (nilai ekonomi dalam sebuah kegiatan).
Suasana Pesta Kesenian Bali. Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Esthy Reko Astuti, menuturkan bahwa PKB menjadi ajang menyatukan Produk, Proses, dan Philosphy atau ajaran agama Hindu "Trihita Karana".
"Contohnya, untuk dekorasi menggunakan bunga gumitir yang berwarna kuning atau bunga ratna berwarna ungu, konsepnya itu tetap harmoni," kata Esthy.
Sementara itu, I Wayan Koster mengatakan bahwa PKB merupakan upaya membumikan Pancasila di Bali. "Di tengah dinamika politik, ada seni yang dapat menyatukan kita kembali. Melalui PKB mari kita kembangkan spirit kebersatuan dan kebhinekaan bangsa," katanya.
Suasana Pesta Kesenian Bali. Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Adapun PKB ke-41 mengusung narasi besar Bayu sebagai unsur keempat dari Panca Maha Bhuta. Sekaligus menjadi refleksi energi vital dalam kehidupan manusia, sehingga keberadaannya patut dijaga dan diberdayakan.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Bayu juga dirumuskan sebagai tema inti, yakni "Bayu Pramana: Memuliakan Sumber Daya Angin". Tema tersebut bertujuan untuk mengimplementasikan visi pembangunan Bali pada 2018-2023 mendatang, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Suasana Pesta Kesenian Bali. Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Terlepas dari itu, PKB juga menjadi kesempatan untuk promosi budaya sekaligus daya tarik wisata di Bali. Sebab, PKB menyajikan budaya Pulau Dewata secara utuh.