Sarah Outen, Wanita Pertama yang Menjelajah Dunia dengan Tenaga Manual

2 Mei 2018 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sarah Outen dalam ekspedisinya. (Foto: Flickr/Sarah Outen)
zoom-in-whitePerbesar
Sarah Outen dalam ekspedisinya. (Foto: Flickr/Sarah Outen)
ADVERTISEMENT
Berbicara soal wanita tangguh, sepertinya Sarah Outen bisa menjadi perwakilan yang sempurna. Sarah adalah wanita asal London yang memutuskan untuk menjalani ekspedisi keliling dunia saat berusia 27 tahun. Uniknya, ia tidak mau naik pesawat atau transportasi yang dimotori oleh mesin. Sarah ingin semuanya manual.
ADVERTISEMENT
Perjalanan itu dinamainya London2London: Via The World. Dimulai pada 1 April 2011 dari London Tower Bridge, Sarah memulai ekspedisinya dengan mendayung kayak menyeberangi laut English Channel menuju Perancis. Jika melewati darat, Sarah akan bersepeda. Targetnya adalah menyelesaikan rute 25 ribu mil atau 40233,6 kilometer.
“Saya tahu sejak muda, saya sangat suka melakukan hal-hal dengan kekuatan saya sendiri. Entah itu berlari sekuat tenaga saya atau melakukan perjalanan kecil sepanjang garis pantai,” paparnya, dilansir The Telegraph.
Sarah Outen dalam ekspedisinya. (Foto: Flickr/Sarah Outen)
zoom-in-whitePerbesar
Sarah Outen dalam ekspedisinya. (Foto: Flickr/Sarah Outen)
Namun, misinya bukan hanya ingin ‘menaklukkan’ dunia dengan tenaganya sendiri. Ekspedisi solo London2London juga dilakukannya demi mengumpulkan donasi sebesar 50 ribu Euro atau senilai Rp 833,7 juta. Donasi itu digunakan untuk meningkatkan kesadaran atas kanker payudara, berlayar untuk disabilitas, kekurangan air, dan penyakit neuron motorik.
ADVERTISEMENT
Banyak rintangan yang harus ia hadapi dalam perjalanan. Sarah selamat dari badai dahsyat di tengah Samudera Pasifik dan Atlantik. Dia memaksakan diri untuk bersepeda di Gurun Gobi di tengah temperatur yang ekstrem, yakni dari 40 derajat ke -40 derajat Celcius. Perahunya rusak parah saat hampir tersedot ke gulungan Topan Mawar di antara laut Jepang dan Filipina.
Sarah Outen dalam ekspedisinya. (Foto: Flickr/Sarah Outen)
zoom-in-whitePerbesar
Sarah Outen dalam ekspedisinya. (Foto: Flickr/Sarah Outen)
Sarah bahkan harus merayakan ulang tahunnya yang ke-30 di tengah laut seorang diri. Ia juga melamar pacarnya, Lucy Allen, via telepon satelit di tengah Samudera Pasifik pada 2013 silam.
“Dia akhirnya baru menerima lamaran saya saat saya bertanya untuk kedua kalinya. Sebab pada telepon yang pertama dia bahkan tidak mendengar apa yang saya katakan, karena koneksinya sangat buruk,” tutur Sarah.
Sarah Outen dalam ekspedisinya. (Foto: Flickr/Sarah Outen)
zoom-in-whitePerbesar
Sarah Outen dalam ekspedisinya. (Foto: Flickr/Sarah Outen)
Sebelumnya, Sarah telah menjadi orang termuda yang pernah mendayung untuk menyeberangi Samudera Hindia seorang diri pada 2009. Dalam ekspedisi London2London, ia berhasil menambah rekor baru sebagai orang pertama yang mendayung dari Jepang ke Alaska dan menghabiskan 150 hari sendirian di tengah laut untuk itu.
ADVERTISEMENT
Sarah berhasil kembali ke London Tower Bridge pada 3 November 2015 dan menyelesaikan petualangannya sesuai target.
“Saya jatuh cinta pada samudera dan laut, mengajarkan saya banyak tentang diri sendiri dan dunia di sekitarku,” imbuhnya.
Sarah Outen dalam ekspedisinya. (Foto: Flickr/Sarah Outen)
zoom-in-whitePerbesar
Sarah Outen dalam ekspedisinya. (Foto: Flickr/Sarah Outen)
Pasca ekspedisinya, Sarah diminta untuk menjadi pembicara di sekolah-sekolah di Inggris tentang perjalanannya. Ia mendorong mereka untuk berani memulai petualangannya sendiri. Kini, Sarah telah menginspirasi lebih dari 10 ribu remaja lewat pidatonya yang menggugah.