Strategi Menpar Kembangkan Pariwisata di Era Industri 4.0

20 September 2019 12:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpar Arief Yahya saat memberikan sambutan di acara Kickoff WIDI 4.0 Kementerian Pariwisata Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
zoom-in-whitePerbesar
Menpar Arief Yahya saat memberikan sambutan di acara Kickoff WIDI 4.0 Kementerian Pariwisata Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, memaparkan visi pariwisata Indonesia yang telah memasuki era revolusi industri 4.0. Menpar meyakini, saat ini digital adalah sebuah keniscayaan karena semua ekosistem juga telah menggunakan aplikasi digital mulai dari hotel, transportasi, finansial, hingga bandara.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima kumparan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pada Kamis (19/9) Arief yahya akan menerapkan tiga strategi dalam mengembangkan pariwisata di era industri 4.0.
Tiga hal yang dimaksud yakni deregulasi, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya tiga hal tersebut merupakan hal yang tidak biasa dan harus dicapai dengan hasil yang tidak biasa.
Kickoff WIDI 4.0 Kementerian Pariwisata Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
“Karena taget kita tidak biasa. Presiden Joko Widodo juga melakukan hal yang sama, deregulasi peraturan dan pengembangan SDM, untuk itu, sentuhlah hal-hal strategis,” kata Arief.
Sebanyak 2.000 ASN dan unsur pentahelix di lingkungan Kementerian Pariwisata diajak bersama mengikuti Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDI) Champion 4.0 yang merupakan program pembelajaran melalui kompetensi digital.
Lebih lanjut, Arief juga mengungkapkan berdasarkan data, wisatawan Indonesia sebagian besar telah berbasis digital untuk memesan segala hal yang dibutuhkan untuk liburan. Untuk itu, Program WIDI ini nantinya terfokus pada tiga hal, Smart Destinasi, Big Data, dan Sosial Media.
Kickoff WIDI 4.0 Kementerian Pariwisata Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
“Nantinya saya akan bentuk Tim Khusus untuk full support di program tersebut. Karena sebanyak 70 persen wisatawan melakukan 'search and share' melalui digital. Dan 30 persen masih menggunakan manual dan ini biasanya turis rombongan. Sebanyak 30 persen inilah nantinya yang kita upayakan berhadapan dengan digital,” imbuh Arief.
ADVERTISEMENT
Untuk langkah awal akan ada inkubasi bagi para peserta yang mendatangkan pelatih berkompeten di bidangnya termasuk pelatih dari luar negeri dalam Training on Trainer (TOT).
Sebagai langkah awal, ia menjelaskan, pihaknya akan melakukan readiness mapping (Digital Mastery) atau mengukur kemampuan SDM Kemenpar untuk merencanakan pengembangan dan penggunaan teknologi digital di dalam tugasnya sehingga bisa menciptakan kinerja yang jauh lebih baik dalam kapasitas sebagai pembina dan regulator di dunia pariwisata Indonesia.
“Kemenpar perlu mengukur posisi Digital Mastery mereka agar dapat mengetahui posisi mereka di tengah disrupsi yang sedang terjadi dalam pariwisata Indonesia,” pungkas Arief.