Way Kambas hingga Bunaken, 5 Taman Nasional Paling Cantik di Indonesia

12 April 2018 17:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang utan di Taman Nasional Tanjung Puting. (Foto: Flickr / Gemma i Jere)
zoom-in-whitePerbesar
Orang utan di Taman Nasional Tanjung Puting. (Foto: Flickr / Gemma i Jere)
ADVERTISEMENT
Indonesia saat ini dikenal sebagai salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak pulau tak berpenghuni. Dengan total 17 ribu pulau, maka tak heran masih banyak ribuan pulau yang sepi dan dihiasi dengan berbagai flora serta fauna.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kekayaan flora dan fauna tersebut dijadikan sebuah kawasan pelestarian alam, karena memiliki ekosistem asli yang bertujuan sebagai penelitian hingga tujuan wisata. Kawasan itu biasa disebut dengan Taman Nasional.
Dan, di Indonesia sendiri tentunya banyak tersebar Taman Nasional yang indah dan bisa menjadi salah satu referensi kamu untuk berwisata. kumparanTRAVEL sendiri sudah merangkum lima taman wisata di Indonesia yang bisa kamu kunjungi bersama keluarga dan teman. Yuk, simak!
1. Taman Nasional Way Kambas
Taman Nasional Way Kambas (Foto: Dok. Way Kambas)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Way Kambas (Foto: Dok. Way Kambas)
Taman Nasional pertama yang bisa kamu kunjungi adalah Way Kambas, yang berada di Lampung. Way Kambas dihuni sekitar 300 gajah yang sangat menggemaskan. Selain itu, Way Kambas juga menjadi sekolah gajah pertama di Indonesia yang berdiri sejak 1985.
ADVERTISEMENT
Jenis gajah yang ada di Taman Nasional Way Kambas adalah gajah sumatera dengan nama ilmiah Elephas maximus sumatranus. Lembaga Konservas Dunia (International Union for Conservation of Nature / IUCN) bahkan memasukan Elephas maximus sumatranus ke dalam daftar merah hewan yang terancam punah.
Taman Nasional Way Kambas. (Foto: Flickr / luky rahmawan kusnaedi)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Way Kambas. (Foto: Flickr / luky rahmawan kusnaedi)
Selain gajah, nyatanya taman nasional ini turut dihuni ikan air tawar yang terdiri dari 48 jenis, 77 jenis kupu-kupu, 17 jenis amphibi, 13 jenis reptil, 34 jenis mamalia dan burung yang terdiri dari 300 jenis. Bahkan sejak tahun 1970-an, Taman Nasional Way Kambas banyak dikunjungi ahli burung dari berbagai penjuru dunia.
Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan adalah jugle tracking / safari night yaitu menyusuri taman nasional dengan gajah, melihat atraksi gajah seperti parade, menendang bola, dan sebagainya. Penasaran dengan tingkah laku gajah-gajah ini? Langsung saja datang ke Balai Taman Nasional Way Kambas yang berada di Jalan Raya Pelabuhan Ratu, Kecamatan Labuan Ratu, Lampung Timur.
ADVERTISEMENT
2. Taman Nasional Tanjung Puting
Taman Nasional Tanjung Puting (Foto: Dok. Tanjung Puting)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Tanjung Puting (Foto: Dok. Tanjung Puting)
Selanjutnya ada Taman Nasional Tanjung Puting dengan luasnya yang mencapai 250 ribu hektare. Taman nasional ini awalnya berfungsi sebagai cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1937 silam.
Berada di Kalimantan Tengah, taman nasional ini menjadi rumah bagi 40 ribu ekor orang utan yang menggemaskan. Selain orang utan, Taman Nasional Tanjung Puting juga dihuni sekitar 38 jenis mamalia dan beberapa di ataranya dilindungi. Selain itu, ada pula 230 spesies burung, 2 spesies buaya, puluhan spesies ular dan katak.
Taman Nasional Tanjung Puting memiliki pusat rehabilitasi orang utan pertama di Indonesia, yaitu Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey. Selain itu, taman nasional ini juga ditetapkan sebagai UNESCO untuk Cagar Biosfer pada 1977.
Orang utan di Tanjung Puting. (Foto: Flickr / Terry Allen)
zoom-in-whitePerbesar
Orang utan di Tanjung Puting. (Foto: Flickr / Terry Allen)
Keunikan dan kekayaan Taman Nasional Tanjung Puting membuat banyak wisatawan yang datang dan didominasi oleh turis asing. Mereka rela terbang jauh ke Indonesia karena penasaran dengan kehidupan orang utan di habitat aslinya.
ADVERTISEMENT
Untuk kamu yang penasaran, langsung saja menuju Pangkalan Bun. Kemudian dilanjutkan menggunakan kendaraan menuju Kumai sekitar 30 hingga 45 menit. Setelah itu, sambung perjalananmu ke Taman Nasional Tanjung Puting dengan menggunakan klotok.
3. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon. (Foto: Flickr/yudhi.prasetyo)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Ujung Kulon. (Foto: Flickr/yudhi.prasetyo)
Taman Nasional Ujung Kulon berada di Kabupaten Pandeglang, Banteng, dan memiliki luas mencapai 122.956 hektare. Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli Botani asal Jerman bernama F. Junghun pada tahun 1846. Saat itu, ia sedang mengumpulkan tumbuhan tropis untuk dijadikan bahan penelitian.
Pada awalnya Ujung Kulon merupakan daerah pertanian. Namun, akhirnya hancur lebur dan seluruh penduduknya habis ketika Gunung Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883 silam, yang akhirnya mengubah kawasan ini kembali menjadi hutan.
Taman Nasional Ujung Kulon (Foto: Flickr / Deden Heryana)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Ujung Kulon (Foto: Flickr / Deden Heryana)
Ujung Kulon sendiri akhirnya ditetapkan sebagai kawasan Taman Nasional yang melindungi hewan dan tumbuhan langka sejak 26 Februari 1992, sesuai keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 284/Kptts-II/1992. Selain itu, Ujung Kulon juga menjadi Taman nasional pertama yang diresmikan di Indonesia dan merupakan salah satu warisan dunia yang diresmikan UNESCO.
ADVERTISEMENT
Taman nasional tertua di Indonesia ini melindungi Badak Jawa (rhinoceros sondaicus), Owa Jawa (hylobates moloch), Surili (presbytis aigula), dan Anjing Hutan (cuon alpinus javanicus) juga termasuk satwa endemik penting yang harus dilindungi.
4. Taman Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo (Foto: Dok. Kemenpar)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Komodo (Foto: Dok. Kemenpar)
Taman Nasional satu ini tentu sudah tak asing lagi di telinga kita. Bahkan, Taman Nasional Komodo tak hanya eksis di dalam negeri saja, tapi juga di kancah internasional.
Berada di dua provinsi, yaitu antara Pulau Sumbawa dan Flores, taman nasional ini terdiri dari tiga pulau besar, yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar, serta beberapa pualu kecil lainnya.
Taman Nasional Komodo. (Foto: Dok. New 7 Wonder)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Komodo. (Foto: Dok. New 7 Wonder)
Didirikan pada 1980 silam, awalnya Taman Nasional Komodo berfungsi hanya untuk melestarian komodo dan habitatnya. Namun, lambat laun justru taman nasional ini diperluas guna melindungi seluruh keanekaragaman hayati, baik yang di darat maupun di laut.
ADVERTISEMENT
Kekayaan laut yang dimiliki dapat dibuktikan dengan biota laut yang hidup di dalamnya, meliputi lebih dari 1.000 spesies ikan, sekitar 260 spesies karang dan 70 spesies spons. Keindahan bawah laut taman yang luas seluruhnya mencapai 173.300 hektare inilah yang turut menarik wisatawan asing untuk terbang jauh ke timur Indonesia. Taman Nasional Komodo juga dinyatakan sebagai situs warisan dunia UNESCO.
5. Taman Nasional Bunaken
Taman Nasional Bunaken (Foto:  Flickr / Inti Bintang)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Bunaken (Foto: Flickr / Inti Bintang)
Taman Nasional Bunaken merupakan taman laut yang dihuni oleh 390 spesies terumbung karang, 90 spesies ikan, hingga moluska. Taman yang didirikan pada tahun 1991 silam ini meliputi Pulau Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Siladen, dan Nain, dengan total area mencapai 89,065 hektare.
Taman Nasional Bunaken. (Foto: Flickr / Andrey Samsonov)
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Bunaken. (Foto: Flickr / Andrey Samsonov)
Salah satu taman nasional terindah di dunia ini memiliki beragam biota bawah laut yang kaya dan indah. Hal ini lantaran Taman Nasional Bunaken berada di segitiga emas terumbu karang dunia yang tersebar dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, dan Kepulauan Solomon.
ADVERTISEMENT
Taman laut Bunaken juga memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Terumbu karang yang indah dengan aneka bentuk serta warna, dan biota laut yang kaya seperti ikan hiu, marlin, tuna, kakap, hingga ikan purba rajau laut turut menghiasi taman laut ini.
Sudah siap menjelajah Taman Nasional di atas?