3 Standar Kecantikan pada Masa Peradaban Yunani Kuno

18 Agustus 2019 11:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Dewi Eos, Dewi di pagi hari. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dewi Eos, Dewi di pagi hari. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika membahas makna standar kecantikan, maka persepsi kecantikan di peradaban Yunani Kuno menjadi salah satu hal yang tak bisa dipisahkan. Masyarakat Yunani Kuno bahkan memiliki dewi kecantikan khusus yang digambarkan sebagai sosok populer 'Beauty Goddess' bernama Aphrodite. Aphrodite adalah seorang goddess atau dewi dengan spesialisasi cinta, kecantikan, kenikmatan, dan gairah--serta disebut sebagai Dewi yang rupanya tak tertandingi.
ADVERTISEMENT
Pentingnya makna kecantikan bagi masyarakat Yunani Kuno juga bisa dilihat dari berbagai karya seni seperti patung, lukisan, keramik, dan lainnya yang menggambarkan bagaimana masyarakat di sana memaknai kecantikan perempuan pada masa itu. Kita bisa melihat lukisan perempuan dengan kulit putih pucat, patung perempuan bertubuh curvy dengan rambut yang disanggul rapi berornamen perhiasaan, hingga patung-patung pria bertubuh besar penuh otot.
Ilustrasi siluet Dewi Aphrodite. Foto: Wikimedia Commons
Tak hanya itu, orang-orang Yunani Kuno juga memiliki keyakinan yang kuat bahwa terdapat hubungan langsung antara penampilan wajah seseorang dengan pemikiran dan kepribadian mereka. Sehingga, orang cantik biasanya lebih disanjung oleh masyarakat sekitar.
Uniknya lagi, hal ini didukung dengan banyaknya cermin yang ditemukan di situs-situs peninggalan Yunani Kuno. Seolah menunjukkan bahwa kecantikan memang benar-benar diperhitungkan.
ADVERTISEMENT
Lalu apa saja standar kecantikan yang saat itu berlaku bagi masyarakat di Yunani Kuno?
Ilustrasi Dewi Hebe. Foto: Wikimedia Commons
Kulit pucat bak porcelain adalah standar kecantikan nomor satu
Bagi masyarakat Yunani Kuno, kulit pucat adalah tanda keindahan yang mewah. Kulit pucat seolah menyiratkan bahwa seorang perempuan (dan laki-laki) tidak perlu bekerja berjam-jam di ladang untuk menghidupi dirinya sendiri. Kulit putih pucat dianggap kaya raya, terbukti dari kulit mereka yang bersih bebas dari noda.
Ilustrasi Perempuan Yunani Kuno. Foto: Wikimedia Commons
Sehingga, memiliki kulit putih pucat seolah menjadi standar kecantikan paling penting. Sayangnya, tak semua perempuan Yunani Kuno terlahir dengan kulit pucat. Dilansir Beautiful with Brains, untuk mencapai tampilan tersebut, para perempuan Yunani seringkali melukis wajah mereka dengan timah putih dan zat beracun lainnya. Jika timah tidak tersedia, mereka akan beralih ke kapur putih.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengaplikasikan timah putih atau kapur, mereka akan mengoleskan krim yang terbuat dari madu ke seluruh wajah agar tetap lembap. Jika menginginkan tampilan yang lebih berkilau, mereka akan menambahkan beberapa tetes minyak zaitun.
Ilustrasi Perempuan Yunani Kuno. Foto: Shutterstock
Tampilan 'no makeup' look
Perempuan Yunani Kuno sangat menyukai riasan wajah. Namun, makeup adalah barang yang sangat mahal, sehingga hanya orang kaya saja yang mampu membelinya.
Berbeda dengan perempuan Mesir Kuno yang menyukai riasan tebal, perempuan Yunani Kuno rupanya lebih memilih tampilan natural ala 'no-makeup' makeup look.
Ilustrasi Perempuan Yunani Kuno. Foto: Wikimedia Commons
Biasanya, mereka akan mencerahkan bibir dan pipi dengan 'lipstik' berwarna merah. Lipstik tersebut terbuat dari oksidasi besi merah, tanah liat, minyak zaitun, dan lilin. Kemudian, mereka akan mencampur minyak zaitun dengan arang bubuk untuk eyeshadow.
ADVERTISEMENT
Beda gaya rambut, beda status sosial
Di Yunani Kuno, hanya budak perempuan yang memiliki rambut pendek. Sedangkan perempuan merdeka membiarkan rambut mereka panjang terurai. Meski demikian, saat sudah menikah, mereka akan mengikat simpul seperti sanggul dengan ornamen-ornamen perhiasan tertentu.
Ilustrasi Dewi Aphrodite, Dewi cinta, kecantikan, dan gairah. Foto: Shutterstock
Sama seperti kulit gelap, rambut hitam bukanlah hal yang dianggap menawan. Sehingga, mereka akan mengoleskan cuka di rambut mereka dan membiarkannya terjemur matahari berjam-jam. Hal ini dilakukan untuk mengubah rambut mereka menjadi sedikit kemerahan, sebuah konsep kuno dari bleaching yang kita kenal hari ini.
Namun, mereka tetap tidak melupakan aspek kesehatan rambut. Salah satu ritual kecantikan populer dari perempuan Yunani Kuno adalah dengan mengaplikasikan minyak zaitun ke rambut selama berjam-jam untuk tampilan rambut yang lembut, lembap, dan berkilau.
Ilustrasi Dewi Aphrodite yang memegang guci dan Dewi Hymen yang membawa alat musik. Foto: Shutterstock