Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kita tentu perlu mengetahui lebih banyak mengenai penyakit ini. Selain memahami bahwa kita perlu melakukan pengecekan secara berkala, penting pula untuk mengetahui beberapa hal lain seputar kanker payudara dan pengobatannya.
Misalnya, dengan memperhatikan beberapa hal yang diutarakan oleh spesialis hematologi onkologi medik, Dr. dr. Andhika Rachman, SPpD-KHOM. Baru-baru ini, dokter yang telah lama mendalami mengenai kanker payudara itu mengutarakan beberapa fakta yang bisa kita perhatikan mengenai penyakit tersebut.
Selengkapnya, berikut kumparanWOMAN sajikan rangkumannya.
1. Mengenai pengobatan herbal
Menurut dr. Andhika, dunia kedokteran sebenarnya tidak mengharamkan terapi menggunakan obat-obatan herbal. Namun, yang perlu diperhatikan adalah mengenai dosis dari obat herbal tersebut. Sebab, kandungan dalam obat herbal bisa jadi belum ditakar dosisnya.
ADVERTISEMENT
Misalnya, penggunaan obat herbal mahkota dewa. dr. Andhika mengatakan, bila seseorang mengonsumsi obat ini setelah kemoterapi, maka efeknya seperti dua kali melakukan perawatan kemoterapi.
"Apa akibatnya? Hancur badannya," ujar dr. Andhika dalam sesi konferensi pers bertajuk 'Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara HER2 Positif - Better Chance for More Life' di kawasan Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
2. Tak boleh hamil terlebih dahulu
Menurut dr. Andhika, pasien yang sudah selesai menjalani kemoterapi boleh melakukan kontak fisik dengan pasangan. Namun, syaratnya adalah tidak boleh hamil terlebih dahulu. Apalagi, bila yang menjalani kemoterapi adalah perempuan.
"Karena, kondisi sel-selnya sedang rusak. Bila dia berhubungan badan dan hamil, itu terus terang (akan menjadi) rusak," ungkap dokter yang membuka praktik di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) tersebut.
ADVERTISEMENT
3. Kanker bisa terjadi karena genotipe atau fenotipe
Pada dasarnya, kanker bisa disebabkan oleh faktor genotipe (genetik) atau fenotipe (lingkungan). Ini menjelaskan mengapa ada orang yang gaya hidupnya tidak sehat, namun tetap terbebas dari kanker dan begitu pula sebaliknya.
Namun, dr. Andhika menuturkan, masalah terjadi karena tidak semua orang melakukan pengecekan, apakah mereka memiliki gen kanker atau tidak.
"Bila ibunya terkena, kita perlu melakukan pengecekan, apakah ibu ini akan menurunkan gen tersebut atau tidak," ungkapnya.
4. Efek kanker payudara pada laki-laki jauh lebih parah
dr. Andhika mengatakan, bila lelaki terkena penyakit ini, efeknya justru akan lebih parah. Sebab, kanker ini menyerang payudara dan pada laki-laki, organ tersebut tidak berkembang. Sehingga, kanker akan menyerang otot atau lemak secara langsung.
ADVERTISEMENT
"Jadi pergerakannya begitu cepat dan yang terdiagnosis kebanyakan sudah stadium lanjut," tutur dr. Andhika.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini