news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hubungan Faktor Genetik dengan Risiko Kanker Payudara

20 Oktober 2019 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kanker payudara bisa terjadi karena beberapa faktor. Mulai dari pertambahan usia, menopause, pola makan dan gaya hidup seperti mengkonsumsi alkohol atau merokok, tidak menjaga berat badan hingga menggunakan alat kontrasepsi hormonal.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa orang percaya bahwa kanker payudara juga bisa terjadi akibat faktor keturunan atau faktor genetik. Salah satu yang mempercayainya adalah aktris Angelina Jolie yang kehilangan nenek, ibu dan tantenya karena kanker payudara dan rahim.
Berdasarkan laporan New York Times, Jolie melakukan operasi pencegahan kanker dengan mengangkat rahim dan saluran tuba falopi pada 2015 lalu. Sedangkan pada 2013 silam, Jolie mengungkap bahwa ia telah melakukan double mastectomy atau operasi pengangkatan dua payudara walaupun ia belum didiagnosis terkena kanker payudara.
Mengutip Health, aktris 44 tahun ini ternyata memiliki mutasi genetik yang membuatnya 87 persen berisiko terkena kanker payudara dan 50 persen berisiko terkena kanker rahim. Lantas, apakah benar kanker payudara bisa terjadi karena faktor genetik atau keturunan?
ADVERTISEMENT
Dokter spesialis bedah onkologi yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta Selatan, dr. Yadi Permana, Sp.B(K), mengungkapkan bahwa faktor keturunan memang bisa mempengaruhi seseorang terkena kanker payudara jika masih dalam satu lingkaran first-degree relative. Kelompok yang termasuk ke dalam first-degree relative adalah orang tua, saudara kandung (adik atau kakak) dan anak.
Ilustrasi perempuan muda terkena kanker payudara Foto: Shutterstock
"First degree relative misalnya ibu kita menderita kanker payudara. Kita bisa menghitung di usia berapa ibu terkena kanker payudara? Apakah saat usia pre menopause atau sebelum usia 50 tahun? Apakah kanker hanya di satu sisi atau keduanya? Dari hal-hal ini bisa diketahui faktor risiko kanker payudara pada kita," tutur dr. Yadi saat berbincang dengan kumparanWOMAN di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (15/10).
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, semakin muda usia seseorang terkena kanker payudara, maka semakin tinggi risiko kanker payudara yang akan menimpa keturunannya. Karena biasanya, kanker payudara terjadi para perempuan yang telah mengalami menopause atau di usia 50 hingga 60 tahun. Namun karena adanya pergeseran gaya hidup, kanker payudara kini bisa diderita oleh perempuan yang berusia di bawah 50 tahun.
"Katakanlah ibu menderita kanker payudara di usia 40 tahun. Maka si anak berisiko terkena kanker payudara lebih tinggi. Ini faktor risiko yang tidak bisa diubah (faktor keturunan)," lanjut dr. Yadi lagi.
Satu hal yang perlu digarisbawahi, risiko kanker payudara akibat faktor keturunan ini hanya berlaku dalam satu garis keturunan. Misalnya, jika ibu menderita kanker payudara, maka sang anak atau saudara kandung si ibu juga berisiko terkena kanker payudara.
ADVERTISEMENT
"Kalau dia tidak satu garis keturunan, misalnya seperti sepupu atau keponakan, risiko kanker payudara itu belum tentu ada," tutup dr. Yadi.