Kurang Cairan saat Puasa, Ini 4 Akibatnya pada Kulit

11 Mei 2019 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wajah akan menjadi kering karena kekurangan cairan saat puasa. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Wajah akan menjadi kering karena kekurangan cairan saat puasa. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat berpuasa, tubuh kita akan memiliki 'stok' cairan yang terbatas. Padahal, tubuh amat ketergantungan pada cairan. Jika asupan cairan kurang, maka tubuh pun akan rentan terkena dehidrasi, termasuk pada kulit.
ADVERTISEMENT
Hal ini dijelaskan oleh dr Ika Anggraini, Sp.Dv, dari BAMED Skincare saat diskusi media tentang kesehatan kulit di Hong Kong Cafe, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
"Tubuh manusia itu sekitar 60 persen diisi oleh air. Ketika puasa, cairan yang terbatas bisa menyebabkan dehidrasi. Belum lagi, tubuh juga mengeksresi cairan lewat keringat, urine, dan feses," papar dr Ika.
Kurangnya cairan dapat terlihat jelas pada kondisi kulit kita yang menjadi kering. Kulit kering dengan asupan cairan yang kurang, dapat mengakibatkan gangguan pada lipid bilayer (membran-membran tipis pada kulit) yang akan meningkatkan Transepidermal Water Loss (jumlah air yang menguap dari kulit).
"Kandungan air pada kulit semakin menurun, mengakibatkan sel kulit mati menumpuk karena turnover cell jadi lebih lambat," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana kita dapat mengetahui jika kulit sudah benar-benar kekurangan cairan? Berikut penjelasannya:
Kulit kering akibat kekurangan cairan saat puasa. Foto: Shutterstock
Kulit jadi kusam
"Yang paling terlihat adalah warna kulit yang berubah jadi kusam, ditambah dengan tekstur yang kasar," papar dr Ika.
Tanpa disadari, kulit jadi terlihat 'lelah' dan kehilangan ronanya. Hal ini disebabkan karena pergantian sel kulit lama ke kulit baru yang melambat. Akibatnya, sel kulit mati menumpuk dan berdampak pada tampilan wajah yang lebih kusam dan kasar.
Kulit gatal
Kurangnya kelembapan pada kulit membuat kulit terasa gatal dengan sensasi seperti tertarik. Pernah merasakannya?
Hal ini bisa terjadi bukan karena kekurangan cairan saja, namun karena faktor luar lainnya seperti perubahan suhu drastis, angin, dan lainnya.
Kulit lebih sensitif
ADVERTISEMENT
Salah satu konsekuensi terbesar dari kulit yang kekurangan cairan dan berujung dehidrasi adalah kulit menjadi sangat sensitif. Mulai dari merah-merah, gatal, hingga iritasi.
"Ketika kelembapan pada kulit terganggu, kulit jadi kesulitan untuk melindungi dirinya sendiri. Hasilnya, faktor luar seperti bakteri dan polusi jadi mudah mengiritasi kulit kita," jelas dr Ika.
Garis dan kerutan wajah lebih terlihat
Kulit yang kurang cairan dan dehidrasi sering menunjukan tanda-tanda penuaan yang lebih cepat. Namun, tak seperti keriput pada usia senja, kerutan pada kulit akibat dehidrasi, biasanya lebih terlihat halus dengan garis-garis kecil.
Memang, kurangnya cairan ini diakibatkan frekuensi minum yang berkurang. Sehingga, untuk menyiasatinya, dr Ika tetap menyarankan untuk memaksimalkan waktu minum sebanyak dua liter atau delapan gelas sehari di sahur dan buka puasa. "Formulanya bisa begini, dua gelas setelah berbuka, empat gelas saat makan malam menjelang tidur, dan dua gelas saat sahur," tutup dr Ika.
ADVERTISEMENT
Jadi jangan lupa untuk jaga kulit tetap lembap selama puasa, ya!