Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, kapan kita perlu melakukan pemeriksaan adanya kanker payudara atau tidak? Menurut ahli kesehatan masyarakat Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, bagi yang sudah menginjak usia 30 tahun ke atas sebaiknya sudah rajin periksa. Tetapi, memeriksakan diri sedini mungkin lebih baik.
“Sebetulnya (kanker payudara) rawan pada usia lebih tua, tapi sekarang terjadi pada usia lebih muda. Khususnya zaman sekarang banyak orang yang mengonsumsi lemak. Jadi usia 30 sampai 40-an sudah mulai rajin periksa,” katanya saat dihubungi kumparanWOMAN, Rabu (16/10).
Selain pengaruh makanan, lingkungan dan gaya hidup yang kurang sehat juga dikhawatirkan menjadi penyebab kanker payudara . Walaupun terkadang kanker itu tidak diketahui persis yang menjadi penyebabnya.
“Pencegahan dengan SADARI itu, pencegahan preventif, lebih murah, dan bagus. Namun yang kita perlukan itu rajin. Kalau pemeriksaan ke dokter, bagi umur 30 sampai 40 tahun lakukan tiga tahun sekali,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Profesor yang juga seorang Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia ini menambahkan, bila terdapat benjolan tidak perlu langsung panik. Setidaknya, tunggu selama satu bulan. Tetapi, bila benjolan tersebut masih tetap ada di lokasi yang sama, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Karena, kanker payudara yang terdeteksi berada di stadium awal sampai satu, kesempatan untuk disembuhkannya masih sangat besar.
“Lebih baik periksa dari awal memasuki usia 30-an, supaya lebih awas. Kanker payudara bila diketahui baru stadium dini, tingkat kesembuhannya akan tinggi sekali. Tapi kalau diketahuinya sudah stadium tiga, risikonya berat untuk disembuhkan,” pungkasnya.