Mengenal Aveo, Sepatu Difabel Buatan Mahasiswa UGM yang Juara di Seoul

2 Januari 2019 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sepatu Aveo buatan mahasiswa UGM. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sepatu Aveo buatan mahasiswa UGM. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Indonesia dari Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Kali ini enam mahasiswa dari berbagai jurusan di UGM rampung mengikuti Seoul International Invention Fair 2018 pada 6-9 Desember lalu di Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Keenam mahasiswa tersebut adalah Muhammad Fahmi Husaen dari Prodi Komputer dan Sistem Informasi, Naufal Gugus Priambadha dari Prodi Teknik Mesin, Septia Dini Rahayu dari Prodi Teknologi Instrumentasi, Danar Aulia Hasan dari Metrologi dan Instrumentasi, Widiyanto dari Komputer dan Sistem Informasi, Danang Ma’ruf dari Teknologi Instrumentasi, Danar Aulia Husnan dari Metrologi dan Instrumentasi.
Kegiatan ini diikuti 633 inovator dari 30 negara, sementara dari Indonesia sendiri terdapat 40 orang inovator. Tim mahasiswa di UGM menjadi salah satu inovator yang menciptakan sepatu Aveo. Produk inovasi yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas kelumpuhan ini telah menyabet medali perak dan juga penghargaan Special Award dari King Abdulaziz University.
Sepatu Aveo buatan mahasiswa UGM. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sepatu Aveo buatan mahasiswa UGM. (Foto: Istimewa)
Muhammad Fahmi Husaen selaku ketua tim mengatakan Aveo merupakan sepatu untuk mencegah kekakukan (kontraktur) pada engkel kaki para difabel penyandang kelumpuhan. Rancangan sepatu yang bisa digunakan saat duduk di kursi roda ini memudahkan untuk menggerakkan kaki sesuai standar fisioterapi.
ADVERTISEMENT
“Sistem Aveo dikembangkan berbasis mikrokontroler dan dilengkapi dengan motor servo yang diprogram sesuai dengan gerakan fisioterapi pergelangan kaki,” kata Fahmi dilansir situs resmi UGM, Rabu (26/12).
Fahmi mengklaim Aveo dapat digunakan dengan mekanisme kontrol otomatis. Jadi, kalau kakimu sakit saat duduk di kursi roda, enggak usah minta tolong untuk diregangkan oleh seorang fisioterapis. Tinggal gerakkan saja Aveo menggunakan ponsel pintar via sambungan bluetooth.
“Aveo melakukan gerakan fisioterapi dengan menggerakkan sendi ankle, kami menggunakan basis terapi ROM (Range of Motion) di mana prosedurnya adalah dengan meregangkan kaki hingga batas maksimal pergerakan atau batas rasa sakit,” kata Fahmi saat dikonfirmasi kumparan.
Ia menjelaskan, Aveo juga dilengkapi sensor Mechanomyogram (MMG) untuk mengukur ketegangan otot kaki. Sensor ini dapat menentukan ketegangan otot kaki yang tepat bagi pengguna kursi roda. Meski demikian, sensor MMG masih dalam tahap pengembangan untuk membaca ketegangan otot lebih akurat.
ADVERTISEMENT
“Salah satu hal yang mencetuskan ide ini adalah pengalaman pribadi saya di mana sulit menemukan sepatu yang nyaman. Kemudian pengalaman pribadi tentang sulit untuk melakukan fisioterapi secara rutin dengan mandiri. Saya penderita kelumpuhan tidak bisa melakukan fisioterapi secara mandiri dan membutuhkan bantuan orang lain di mana keluarga sering tidak memiliki waktu karena kedua orang tua saya bekerja. Untuk menyewa fisioterapi setiap hari juga membutuhkan biaya,” terangnya.
Selain karena motivasi pribadi, Fahmi dkk juga ingin mengembangkan penggunaan teknologi bagi alat medis di Indonesia. Sebab, menurutnya alat medis Indonesia kebanyakan impor dan teknologinya masih sederhana.
“Dengan mengedepankan penggunaan teknologi agar lebih banyak memberikan manfaat untuk disabilitas, di mana saat ini alat medis masih impor. Menurut data Kementerian Kesehatan, alat medis lokal hanya 8.2 persen. Itu pun yang tidak menggunakan teknologi tinggi. Sementara lainnya berasal dari luar negeri,” katanya.
ADVERTISEMENT
Fahmi berharap ke depannya sepatu Aveo dapat diproduksi massal. Selain itu ia juga berkeinginan memiliki perusahaan yang berfokus pada produk kesehatan atau produk difabel dengan memaksimalkan penggunaan teknologi dan sesuai dengan lingkungan yang ada di Indonesia.