Menilik Kelebihan dan Kekurangan Sistem SBMPTN yang Baru

24 Oktober 2018 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memasang daftar nomor peserta ujian SBMPTN (Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memasang daftar nomor peserta ujian SBMPTN (Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
ADVERTISEMENT
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengubah sistem seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) bagi calon mahasiswa. Utamanya, perubahan pada jalur masuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
ADVERTISEMENT
Dari kuota masuk yang ditambah jadi minimal 40 persen, tes masuk hanya berbasis komputer, hingga melakukan tes dulu baru kemudian mendaftar PTN dan jurusan yang dituju. Apakah kelebihan dari sistem baru ini?
1. Lebih kompetitif
Pelaksanaan SBMPTN di SMA Negeri 3 Jakarta (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan SBMPTN di SMA Negeri 3 Jakarta (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Ditambahkannya kuota SBMPTN (tes) dinilai membuat persaingan masuk PTN lebih kompetitif bagi calon mahasiswa. Jadi tak ada lagi bahasa untung-untungan masuk universitas lewat nilai rapor.
“Artinya pemerintah membuat pertarungan lebih luas, dibanding hanya sekadar memilih nilai rapor,” kata pengamat pendidikan, Muhammad Ramli Rahim.
2. Transparan
Di SBMPTN 2019, calon mahasiswa akan melakukan tes SBMPTN terlebih dahulu sebelum memilih jurusan dan PTN yang dituju. Nilai hasil tes akan bisa langsung dilihat sehingga berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hasil tesnya bahkan tak pernah dipublikasikan.
ADVERTISEMENT
3. Mengukur kemampuan diri
“Dengan adanya nilai duluan (keluar) calon mahasiswa itu sudah bisa memprediksi dengan sendirinya, dia itu sebenarnya di jurusan mana, fakultas mana, univ mana dia lulus, dia sudah bisa memperhitungkan itu,” kata Ramli.
Menurut Ramli, sistem baru SBMPTN menguntungkan calon mahasiswa untuk mengukur kemampuan dirinya. Jadi buat kamu yang nilai tesnya pas-pasan, bisa cari jurusan atau kampus yang sesuai untuk menambah kemungkinan diterima.
4. Bisa coba lagi
Menristekdikti Mohammad Nasir usai konferensi pers Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri Tahun 2019 di Gedung Kemenristekdikti, Senin (22/10). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menristekdikti Mohammad Nasir usai konferensi pers Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri Tahun 2019 di Gedung Kemenristekdikti, Senin (22/10). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
Di sistem baru SBMPTN, panitia akan mengadakan 24 kali tes selama setahun. Adapun setiap calon mahasiswa bisa mendapat kesempatan maksimal untuk ikut tes sebanyak dua kali.
“Kalau misalkan mereka ujian, gagal pada hari itu, dia bisa melakukan tes lagi, mencoba lagi dua kali. Maksimal dua kali,” kata Menristekdikti Mohammad Nasir di Gedung Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Senin (22/10).
ADVERTISEMENT
Walaupun memiliki beberapa kelebihan, terdapat juga beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.
1. Sistem tes general
“Seseorang bisa lulus di satu tempat itu bukan karena keahliannya atau kemampuannya, tapi karena sistem yang general,” tutur Ramli.
Sistem yang general ini merujuk pada satu tes yang sama tapi ditujukan untuk mendaftar jurusan kuliah yang beragam. Hal ini, Ramli mencontohkan, bisa membuat seseorang lulus Fakultas Kedokteran tapi tak mengerti Biologi, karena ia lolos tes dari hasil nilai Matematikanya.
2. Tidak menguntungkan lulusan SMK
Ujian sertifikasi kompetensi siswa SMK (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Ujian sertifikasi kompetensi siswa SMK (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
SBMPTN dari tahun ke tahun dinilai tidak menguntungkan lulusan SMK. Pasalnya mereka tak belajar soal-soal yang diujikan sebanyak anak-anak SMA. Mereka lebih fokus pada keahlian dibanding teori.
“Ketika mereka bertarung masuk perguruan tinggi mereka kalah sama anak SMA,” pungkas Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia itu.
ADVERTISEMENT