The Panturas: Band Boleh Melucu Pakai Meme, Tapi Jangan Lupa Karyanya

16 Agustus 2019 17:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The Panturas Foto: Instagram @thepanturas
zoom-in-whitePerbesar
The Panturas Foto: Instagram @thepanturas
ADVERTISEMENT
Meme sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi generasi milenial. Rasanya, segala hal akan jadi lebih lucu dan relatable jika dijadikan sebuah meme.
ADVERTISEMENT
Penyebaran meme pun lebih mudah karena adanya media sosial seperti Twitter. Meskipun pada awalnya Twitter sempat kalah pamor dengan media sosial lainnya, namun, belakangan ini enggak sedikit juga yang beralih kembali ke Twitter.
Akibat bangkit kembalinya Twitter dan penggunanya yang kebanyakan adalah generasi milenial, banyak brand yang mencoba menggaet pasarnya melalui media sosial tersebut, seperti dilansir WebFX.
Agar mudah menggapai pasar yang dituju, pendekatan yang dilakukan pun harus berbeda dari biasanya. Enggak bisa disamakan seperti pasang iklan di koran atau di majalah.
Pendekatan yang dilakukan butuh mengikuti bahasa, gaya tulisan, serta kultur yang ada di media sosial tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Go-Jek, Netflix, dan bahkan akun resmi milik pemerintah seperti Direktorat Jenderal Pajak.
ADVERTISEMENT
Pendekatan dengan menggunakan humor dan meme ini enggak hanya dipakai oleh brand produk komersil, tetapi juga oleh para band dan musisi.
Humor dan meme dijadikan senjata untuk menarik pendengar baru
Jika kamu mengikuti akun media sosial sebuah band atau musisi, biasanya kamu akan mendapatkan jadwal manggung, tanggal rilis lagu terbaru, dan info mengenai personelnya.
Namun, belakangan ini mulai bermunculan akun-akun band yang posting enggak seperti kebanyakan band lainnya. Misalnya saja band The Panturas dan Polka Wars. Kedua band ini rajin posting meme dan humor di akun Twitternya.
Menurut manajer band The Panturas, Iksal Rizki, band asal Jatinangor yang ia naungi tersebut melakukan pendekatan melalui humor karena humor adalah hal yang paling mudah untuk dikonsumsi oleh orang.
ADVERTISEMENT
Agar karyanya bisa banyak didengar orang, pendekatan yang dilakukannya pun harus mudah dimengerti. Salah satunya dengan humor dan meme.
"Kalau pesan lo enggak gampang dikonsumsi, ya pesan lo pasti susah nyampe," ujar Iksal dalam talkshow 'Social Media & Music Nowadays' di Studio Palem Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (10/8).
Menurutnya juga, saat ini media sosial digunakan oleh banyak orang untuk mencari hiburan. Media sosial dijadikan pelarian dari kepenatan sehari-hari untuk mencari hal-hal yang lucu. The Panturas pun ikut andil untuk menghibur para penggemarnya.
Enggak cuman bertujuan untuk menghibur, posting meme yang dilakukannya ini juga bisa menambah pendengar baru. Misalnya, salah satu lagu The Panturas, 'Sunshine' sempat jadi meme, karena The Panturas mengubah judul video klip di akun YouTube dengan tambahan 'JANGAN DIPAKAI SEPIK SEPIK IBLIS'.
ADVERTISEMENT
Alasannya, sih, karena banyaknya cowok yang gombal pakai lagu tersebut. Gara-gara meme tersebut, banyak orang yang kembali mendengarkan lagu 'Sunshine'. Enggak sedikit juga pendengar baru yang datang.
Tren posting humor dan meme oleh akun band ini dimulai oleh Polka Wars. Awalnya, Polka Wars enggak berusaha branding image dengan cara seperti ini. Mereka hanya ingin mengungkapkan pikirannya saat itu.
"Karena akun Polka Wars dipegang oleh semua tim Polka, jadi siapa saja bisa post apapun itu," ujar Manajer Polka Wars kepada kumparan Jum'at (8/16).
Polka Wars mengaku enggak peduli soal branding dan apakah tweet-nya berhasil menggaet pendengar baru atau enggak. Mereka justru sengaja buat postingan-postingan yang lucu agar bisa tertawa bersama-sama ketika bertemu nanti.
ADVERTISEMENT
"Habis kami sudah susah ketemu karena kesibukan masing-masing. Justru dengan ini kami bisa kumpul lagi," ujar manajer Polka Wars.
Dianggap akun meme, bukan akun band
Namun, posting meme enggak selalu berdampak positif bagi sebuah band. Misalnya saja Polka Wars sempat terkena masalah karena postingan memenya mengenai Hokben.
Polka Wars pada saat itu memposting meme bertuliskan Hokben yang merupakan gabungan dari Ahok dan Ruben. Postingan tersebut pun dilihat oleh pihak Hokben, dan Polka Wars diberikan menu Hokben secara gratis.
Namun, ternyata meme yang dipost oleh Polka Wars bukanlah buatan Polka Wars. Polka Wars diklaim telah mencuri meme dan pemberian menu Hokben secara gratis itu dianggap enggak etis diterimanya.
ADVERTISEMENT
Merespons masalah ini, Polka Wars mengaku enggak peduli dengan reaksi warganet. Polka Wars hanya bisa menertawakan komen-komen dari para hater.
"Justru bagus juga itu, kan bisa jadi bahan kita bikin lagu," ujar manajer Polka Wars.
Karena Polka Wars menjadi viral, banyak orang yang enggak tahu bahwa Polka Wars sebenarnya adalah sebuah band, bukan akun meme. Menurut Iksal, seharusnya meskipun tetap posting meme, sebuah band tetap harus mempunyai pengikut yang memang mengikuti untuk karyanya.
"Kalau itu, sih, udah fail. Kalau followers-nya banyak, tapi ternyata bukan market lo, kan, jadinya rugi," ujar Iksal.
"Band enggak apa-apa posting meme, tapi jangan sampai juga karyanya dilupakan," lanjutnya.
Mengatasi masalah ini, The Panturas tetap mencoba posting meme yang tetap berhubungan dengan karya-karyanya. Itu pula yang menjadi sebuah tantangan bagi mereka. Bagaimana caranya agar bisa mengajak pengikutnya untuk mendengarkan lagunya dan datang ke konser band tersebut.
ADVERTISEMENT
Penulis: Lavira Andaridefia