Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Membuktikan Kehalalan "Samyang"
18 Juni 2017 15:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari M. Aji Surya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagaimana orang China dan Jepang, orang Korsel sangat doyan makanan yang terbuat dari mie. Buldalk bokkeummyeonn buatan Samyang Foods inc. hanyalah salah satunya. Bila di-scan akan muncul status kehalalannya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, sangat mudah untuk mengetahui apakah makanan dari negeri kimchi itu halal atau tidak. Unduh saja aplikasi 'Halal Korea' yang di dalamnya terdapat fitur "scan". Buka fitur tesebut, lalu dekatkan dengan barcode pada produk yang ada. Hasilnya, ada tiga jenis: halal berwarna hijau, terkontaminasi hal haram, dan 'tidak ada data'.
Jadi, produk makanan di Korsel ini selalu saja dikaji (ulang) faktor kehalalannya. Bagi produk yang belum diuji, maka akan muncul kata "no data". Dengan demikian sangat mudah untuk tahu halal, haram, atau abu-abu (syubhat).
Masalahnya, suatu produk makanan bisa beganti-ganti status kehalalannya. Sangat tergantung pada hasil uji yang dilakukan. Kadang, suatu produk hari ini halal, tapi tahun depan haram. Bisa jadi pada riset pertama tidak ditemukan unsur babi, misalnya, atau pada produk kedua memang memuat unsur babi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, produk dengan merek yang sama bisa saja dibuat ada yang halal dan ada yang terkontaminasi zat haram. Jadi, seperti dibuat semacam "special edition".
Buldalk bokkeummyeonn atau ayam pedas yang di dalam berita kumparan ini tertera tulisan "halal", misalnya, di toko umum Korsel label tersebut tidak ada. Dan benar saja, ketika discan muncul adanya elemen babi. Artinya tidak halal. Menurut beberapa WNI yang sudah lama tinggal di Korsel, terdapat Buldalk bokkeummyeonn yang memang berabel halal tapi hanya dijual di toko muslim.
Pemerintah Korea saat ini sedang gencar-gencarnya memproduksi makanan halal dengan maksud agar lebih menarik turis muslim dari negata berpenduduk muslim. Tahun lalu, WNI yang berkunjung ke Korea naik kisaran 50 pesen.
Berdasarkan pengalaman pribadi, Pemerintah Korea sangat cermat dalam hal-hal detail dan sensitif. Mereka tidak mau terjebak pada dialektika yang merugikan apalagi secara ekonomi. Aplikasi 'Halal Korea' memberikan panduan tentang halal tidaknya sebuah produk.()
ADVERTISEMENT