Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
E-commerce dapat Memperkuat Ekonomi Lokal di Yogyakarta
16 November 2024 1:44 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Aaron Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
E-commerce telah merevolusi berbagai industri, termasuk industri makanan. Adapun perdagangan elektronik memungkinkan konsumen untuk membeli makanan secara online dengan mudah, cepat, dan nyaman. Dalam beberapa tahun terakhir, tren ini semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.
ADVERTISEMENT
Yogyakarta, sebagai kota budaya dan pendidikan, memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi lokalnya melalui e-commerce. Dengan hadirnya platform digital, para pelaku UMKM di Yogyakarta dapat memperluas jangkauan pasar mereka melampaui batas geografis. Para pengrajin batik, produsen makanan tradisional, dan pengusaha kuliner khas Yogyakarta kini dapat memasarkan produk mereka ke seluruh Indonesia, bahkan ke pasar internasional. Hal ini membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Kehadiran e-commerce telah menghadirkan berbagai keuntungan signifikan bagi ekonomi lokal Yogyakarta. Platform digital memberikan visibilitas yang lebih tinggi bagi produk-produk lokal, memungkinkan mereka untuk lebih mudah ditemukan oleh calon pembeli. Para pelaku usaha juga dapat mengoptimalkan operasional mereka dengan sistem pembayaran dan pengiriman yang lebih terstruktur, serta manajemen inventori yang lebih efisien. Oleh karena itu, akses terhadap data dan analitik memungkinkan mereka untuk lebih memahami perilaku konsumen dan menyesuaikan strategi pemasaran mereka dengan lebih tepat.
ADVERTISEMENT
Perkembangan E-commerce terhadap UMKM
Perkembangan e-commerce di Yogyakarta telah membawa transformasi signifikan bagi lanskap bisnis lokal, terutama di kalangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kota yang terkenal sebagai pusat pendidikan dan destinasi wisata ini kini menjadi saksi bagaimana teknologi digital mengubah pandangan UMKM telah memasarkan dan menjual produk makanan mereka. Salah satu contohnya ialah Bu Yu Djum, warung gudeg tradisional yang telah berhasil memperluas jangkauan bisnisnya melalui platform e-commerce. Mulai sekarang Gudeg Bu Yu Djum kini mampu melayani pelanggan di seluruh Indonesia berkat kehadirannya di berbagai marketplace online.
Tidak hanya kuliner tradisional, industri oleh-oleh khas Yogyakarta seperti bakpia juga telah mengalami revolusi digital. Salah satunya ialah Bakpia Tugu Jogja. Hal ini menunjukkan bagaimana e-commerce tidak hanya mengubah cara penjualan, tetapi juga mendorong kreativitas dan adaptasi produk UMKM.
ADVERTISEMENT
Prospek e-commerce di Yogyakarta kedepan sangat menjanjikan dengan potensi pertumbuhan pasar yang terus meningkat. UMKM seperti Gudeg Bu Yu Djum dan produsen bakpia dituntut untuk terus beradaptasi dengan tren teknologi terbaru, serta bisa mempertahankan keunikan dan kualitas produk lokal mereka. Keberhasilan mereka dalam memanfaatkan e-commerce tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga memperkenalkan kekayaan kuliner dan budaya Yogyakarta ke pasar yang lebih luas di era digital ini.
Inovasi Produk dan Packaging
Seiring dengan perkembangan e-commerce, UMKM Yogyakarta telah menunjukkan kemampuan adaptasi yang mengesankan melalui inovasi produk dan packaging. Bakpia Tugu Jogja, sebagai salah satu pionir, telah melakukan terobosan dalam pengemasan dan pengembangan varian rasa untuk menarik minat konsumen online. Inovasi ini mencakup pengembangan kemasan vacuum sealed yang memperpanjang daya tahan bakpia hingga 7 hari, serta penciptaan varian rasa kontemporer seperti kacang hijau, dark chocolate, dan keju yang menyasar segmen pasar millennial.
ADVERTISEMENT
Gudeg Bu Yu Djum juga telah melakukan inovasi signifikan dalam aspek packaging untuk memenuhi tuntutan e-commerce. UMKM tersebut berani mengembangkan sistem packaging seperti, gudeg besek, gudeg kaleng, gudeg kendil, dan gudeg frozen. Inovasi ini memungkinkan gudeg tetap segar selama pengiriman ke berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, mereka juga menciptakan porsi-porsi khusus yang lebih sesuai untuk pengiriman online, seperti package family size dan single serving yang dilengkapi dengan panduan penyajian digital melalui menu via online. Kreativitas dalam presentasi produk dan strategi pemasaran digital telah menjadi kunci kesuksesan di pasar e-commerce yang kompetitif.
Terkhusus, pada inovasi tidak hanya terbatas pada aspek packaging, tetapi juga merambah ke pengembangan produk digital pendukung. Misalnya, Bakpia Tugu Jogja, telah mengintegrasikan sistem QR code pada setiap kemasan yang menghubungkan pembeli dengan video tutorial penyajian dan penyimpanan yang tepat, serta informasi tentang autentikasi produk untuk menghindari pemalsuan.
ADVERTISEMENT
Dalam aspek pemasaran, UMKM Yogyakarta juga menunjukkan inovasi kreatif melalui konten digital yang menarik. Mereka memanfaatkan platform media sosial untuk membagikan konten edukatif tentang proses produksi, nilai budaya di balik produk, dan tips penyajian. Bu Yu Djum, misalnya, secara rutin setiap bulan sekali menghadirkan konten "Giveaway" yang menampilkan pemenang, yang tidak hanya berfungsi sebagai strategi pemasaran tetapi juga sebagai dokumentasi pelestarian warisan kuliner.
Dampak Ekonomi bagi E-Commerce
Implementasi e-commerce telah memberikan dampak ekonomi yang substansial bagi UMKM Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat secara nyata melalui kisah sukses Gudeg Bu Yu Djum, yang telah mengalami peningkatan signifikan dalam volume penjualan sejak mengadopsi platform e-commerce. Dari yang awalnya hanya melayani pelanggan lokal di Yogyakarta, kini Gudeg Bu Yu Djum mampu melayani hingga 250 pesanan online per minggu dariarea Jabodetabek, Semarang, hingga Bandung.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan Gudeg Bu Yu Djum dalam mengadopsi e-commerce telah menginspirasi banyak UMKM kuliner tradisional lainnya di Yogyakarta untuk mengikuti jejaknya. Hal ini menciptakan efek multiplier dalam ekonomi lokal, di mana peningkatan permintaan telah mendorong pertumbuhan industri pendukung seperti jasa logistik, packaging, dan digital marketing. Termasuk, kini telah memiliki cabang di sejumlah lokasi strategis di Yogyakarta, seperti Jabodetabek, Semarang, bahkan Surabaya, serta volume pengiriman Gudeg Bu Yu Djum mencapai sekitar 5.000-8.000 ribuan kaleng paket per bulan- Nya telah berkontribusi pada pertumbuhan bisnis ekspedisi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor logistik.
Dari sisi pemberdayaan ekonomi masyarakat, e-commerce telah membuka peluang bagi generasi muda Yogyakarta untuk terlibat dalam digitalisasi bisnis tradisional. Survei terbaru menunjukkan bahwa 60% UMKM yang mengadopsi e-commerce kini dikelola atau didukung oleh generasi kedua atau ketiga dari keluarga pemilik usaha. Fenomena ini tidak hanya menjamin keberlanjutan usaha tradisional tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang menarik bagi generasi muda. Dalam kasus Gudeg Bu Yu Djum, keterlibatan generasi kedua dalam manajemen e-commerce telah membuka 15 posisi baru yang diisi oleh lulusan perguruan tinggi lokal, mulai dari digital marketing hingga manajemen operasional online.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan akan solusi teknologi untuk UMKM telah mendorong munculnya startup lokal yang fokus pada pengembangan platform e-commerce, sistem manajemen inventori, dan solusi pembayaran digital. Data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Yogyakarta mencatat pertumbuhan startup digital sebesar 40% dalam tiga tahun terakhir, dengan 30% di antaranya fokus pada solusi untuk UMKM. Perkembangan ini telah menciptakan ekosistem ekonomi digital yang berkelanjutan, di mana inovasi teknologi terus mendorong pertumbuhan UMKM, yang pada gilirannya menciptakan permintaan akan solusi digital yang lebih advanced.
Lebih jauh lagi, adopsi e-commerce telah berkontribusi signifikan terhadap peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Yogyakarta. Laporan Bank Indonesia menunjukkan bahwa kontribusi ekonomi digital terhadap PDRB Yogyakarta meningkat dari 2% menjadi 8% dalam lima tahun terakhir, dengan e-commerce sebagai kontributor utama. Peningkatan ini tidak hanya berasal dari nilai transaksi langsung, tetapi juga dari pertumbuhan sektor pendukung seperti jasa keuangan digital, logistik, dan industri kreatif.
ADVERTISEMENT