Konten dari Pengguna

Pengelolaan Lahan Pesisir Sungai dalam Rangka Mengurangi Kerusakan Iklim

Abdul Rauf Ramdhan
Sharia Economy Student at IPB University
24 Desember 2023 12:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abdul Rauf Ramdhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa tahun terakhir, efek dari perubahan iklim yang terjadi di Indonesia sudah semakin terasa. Mulai dari suhu yang semakin panas, cuaca alam yang semakin tidak menentu, hingga kekeringan yang berlangsung cukup lama. Secara tidak langsung, penyebab dari hal-hal tersebut tidak lain merupakan hasil yang kita lakukan hampir setiap harinya. Penebangan hutan, penggunaan kendaraan bermotor, dan pemborosan energi yang kita lakukan menjadi penyebab semakin buruknya kondisi iklim di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi peningkatan perubahan iklim yang terjadi, kita perlu melakukan hal-hal yang dapat membatasi perubahan iklim yang terjadi, baik secara individu maupun secara berkelompok. Hemat energi, menggunakan transportasi umum, menggunakan produk ramah lingkungan, hingga ikut menanam tanaman di pekarangan rumah merupakan beberapa contoh aktivitas individu yang dapat mengurangi penggunaan emisi kita. Sedangkan untuk kegiatan berkelompok, tentunya akan lebih banyak aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang terjadi, antara lain gotong royong serta melakukan edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan seperti yang dilakukan oleh Komunitas Iklim Sungai Cikeas (KISUCI) yang berada di desa Cipambuan Sentul, Bogor.
Lahan Penanaman Tanaman Food Forest (Dokumentasi Pribadi)
KISUCI merupakan suatu perkumpulan masyarakat disekitar wilayah sungai yang bertujuan untuk menjaga serta melestarikan lingkungan sungai Cikeas. KISUCI juga merupakan bagian dari Komunitas Peduli Sungai Cileungsi - Cikeas (KP2C) yang lingkup pelestariannya lebih luas. Tujuan komunitas ini dibentuk antara lain adalah untuk pelestarian lingkungan disekitar sungai, peningkatan kesadaran serta pemberdayaan masyarakat terhadap sungai Cikeas, dan untuk mengurangi penyebab perubahan iklim yang akan terjadi dikemudian hari.
ADVERTISEMENT
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut antara lain dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar, melakukan kolaborasi dengan berbagai organisasi atau perusahaan yang berada dalam lingkup yang sama yaitu pemberdayaan lingkungan. Hal-hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat sekitar untuk sama-sama mengelola lahan serta hasil panen yang dihasilkan untuk mencapai efisiensi yang maksimal.
Hingga akhir tahun 2023, KISUCI masih dalam tahap pengembangan sistem pengolahan lahan dalam penataan lahan tanam dan fasilitas-fasilitas lain. Proses pengolahan lahan yang dijalankan masih dalam tahap penanaman tanaman-tanaman yang dapat menghasilkan, antara lain kopi, singkong, hingga pisang dan padi. Pemilihan tanaman tersebut dilandaskan pada tujuan untuk membentuk suatu ekosistem hutan makanan (Food Forest) dengan menggunakan sistem Circular Economy serta sistem Zero Waste sehingga dapat mengurangi biaya yang digunakan.
Kondisi Sungai Cikeas (Dokumentasi Pribadi)
Ekosistem hutan makanan (Food Forest) ini dipilih karena selain karena menjaga ekosistem sekitar sungai yang sudah ada sebelumnya, hutan makanan ini juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat yang hidup disekitar sungai. Sebagai contoh, komoditas singkong yang merupakan salah satu komoditas unggulan wilayah tersebut diolah menjadi berbagai produk olahan yang memiliki nilai jual yang dapat bersaing dengan produk lain. Hal ini tentu berdampak sangat positif bagi perekonomian masyarakat sekitar sehingga mereka senantiasa berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh KISUCI.
ADVERTISEMENT