news-card-video
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

3 Tempat di Bumi yang Terbakar Oleh Api Abadi

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
13 Mei 2020 22:21 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi api abadi | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi api abadi | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Memiliki sumber daya alam yang berlimpah tidak selalu memberikan keuntungan. Adakalanya manusia telanjur mengeksploitasi SDA secara berlebihan sehingga menimbulkan dampak-dampak negatif nan berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Terkadang, SDA yang berlimpah juga memunculkan peristiwa-peristiwa ganjil yang sulit ditangani oleh manusia. Di bawah ini ialah tiga contoh kasusnya.

Azerbaijan

api abadi di Yanar Dagh, Azerbaijan | Wikimedia Commons
Di seluruh Azerbaijan, kebocoran gas alam menyebabkan banyak kebakaran sejak zaman kuno. Negara ini telah sejak lama dijuluki Land of Fire dan kondisi tersebut bukan didasarkan atas dongeng semata atau referensi cerita rakyat.
Laporan Azerbaijan sebagai negara berapi dapat ditemukan pada tulisan tokoh-tokoh bersejarah, seperti dalam catatan Marco Polo pada abad ke-13 atau dari penjelasan penulis tersohor asal Prancis Alexandre Dumas. Lebih spesifik, dalam buku Tales of the Caucasus, Dumas memaparkan kuil-kuil Zoroastrianism di Azerbaijan telah dibangun di sekitar api alam.
Aliran kepercayaan itu hadir lebih dari 2.000 tahun lalu, dengan kondisi tanah Azerbaijan yang membara telah menuntun para penganut Zoroastrianism untuk menyembah api. Dalam keyakinan mereka, api ialah manifestasi dari roh kudus Ahura Mazda.
ADVERTISEMENT
Pada masa Islam mulai menyebar di jazirah Arab, Zoroastrianism kemudian mendapatkan istilah barunya yaitu "Majusi" yang merujuk kepada golongan pemuja api di Persia Kuno (wilayahnya mencakup Iran dan Azerbaijan di masa lalu).
Memasuki era modern, setelah beragam penelitian menilik keadaan alam di Azerbaijan, barulah diketahui bahwa wilayah negara itu terletak di antara cekungan Laut Kaspia Selatan, yang merupakan salah satu sumber minyak bumi terbesar dan tertua di dunia. Dalam satu hari (pada tahun 2018) Azerbaijan secara rata-rata menghasilkan sekitar 800.000 barel minyak, dan lebih dari 25 miliar meter kubik gas per tahun.
Bagaimanapun, terlepas dari konotasi kebakaran sebagai bencana, Azerbaijan sebetulnya memiliki tiga lokasi yang senantiasa menimbulkan kebakaran unik. Pertama ialah Yanar Dagh, terkenal akan gunung yang selalu terbakar dan pesona api warna-warni di saat senja. Kemudian Ateshgah, memiliki kuil api abadi. Lalu, yang terakhir, ialah Yanar Bulaq yang mempunyai sumber mata air terbakar berkat kandungan metana cair yang tinggi.
ADVERTISEMENT

Jharia

Jharia, India | Foto oleh bidhanu di Flickr
Batu bara kokas sangat penting untuk ekonomi India, karena lebih dari 70 persen pasokan listrik di negara ini dihasilkan dari tenaga uap batu bara. Tetapi bagi penduduk di Jharia, manfaat itu tidak terasa.
Ironisnya, Jharia merupakan salah satu sumber batu bara terbesar di India. Bukannya mendapatkan keuntungan materi, Jharia justru lebih identik dengan kesengsaraan yang diakibatkan oleh pertambangan.
Jharia juga dikenal sebagai desa yang tak pernah berhenti terbakar. Batu bara di sana dapat menyala secara spontan, bahkan pada suhu yang cukup rendah, ketika bersentuhan dengan oksigen.
Kebakaran batubara pertama terjadi pada tahun 1916 di Jharia dan telah mencapai ribuan kali hingga saat ini. Sulfur dioksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon, yang dipancarkan oleh batu bara yang terbakar telah menyebabkan penyakit, seperti stroke, hingga penyakit paru-paru kronis, bagi orang-orang yang tinggal di desa itu.
ADVERTISEMENT

Centralia

Jalanan Centralia | Foto oleh Douglas Muth di Flickr
Centralia, sebuah kota kecil yang terletak di Pennsylvania, Amerika Serikat. Kota ini dijuluki "neraka dunia" karena menyimpan sejarah yang cukup kelam bagi para penduduknya. Semua jalanan aspal retak, ditambah dengan gumpalan asap yang keluar di celah-celah aspal tersebut, kota bahkan tertutupi oleh gas beracun yang membahayakan hidup mereka.
Dahulu, populasi di kota ini cukup banyak, menginjak seribu jiwa di tahun 1981. Masalahnya bermula saat pemerintah setempat mempekerjakan lima orang untuk membersihkan tempat pembuangan sampah dengan cara membakarnya. Jika dilihat, pembakaran tersebut nampak normal, tetapi yang tidak diketahui adalah bahwasanya kobaran api ternyata merembet ke bawah dan menyebar melalui sebuah lubang yang mengarah ke bekas tempat tambang batu bara sedalam 91 meter yang ada di bawah kota.
ADVERTISEMENT
Api tersebut merayap sejauh 12 kilometer dan membakar area bawah seluas 15 kilometer persegi. Akibat dari pembakaran inilah, muncul gas beracun karbon monoksida berkadar tinggi, sehingga menyebabkan jalanan retak; gasnya keluar dari celah-celah jalan.
Segala cara telah dilakukan oleh para pekerja, namun semua hasilnya sia-sia. Segala upaya gagal dilakukan dan penduduk berada dalam bahaya. Di awal tahun 1980-an, gas yang keluar telah menyelimuti sekitar 200 hektare tanah dan gas tersebut mencapai tingkat yang dapat mengancam jiwa.
Api, asap, dan gas beracun, benar-benar telah membuat kota tersebut hancur berantakan. Di tahun 2005, populasi kota ini menyusut menjadi hanya 12 orang saja. Sebagian besar rumah ditinggalkan dan para penduduk dipindahkan oleh pemerintah, meskipun beberapa menolak dan masih berada di kota.
ADVERTISEMENT
Di masa jayanya, Centralia menjadi kota dengan lima hotel, tujuh gereja, sembilan belas toko umum, dua toko perhiasan, dan sekitar dua puluh enam salon. Hari ini, Centralia lebih dikenal sebagai kota hantu yang dijuluki ‘neraka dunia’. Bangunan-bangunan kosong hancur dan sebagian besar kota direklamasi secara alami.
Saat ini, api masih terus terbakar di bawah kota Centralia. Diperkirakan, api tidak akan padam setidaknya sampai 250 tahun ke depan.
Berbeda dengan di Azerbaijan, di mana api abadi menjadi daya tarik wisata, yang membaara di Jharia dan Centralia betul-betul hanya menyisakan kerusakan yang sulit ditanggulangi. Dua contoh kasus terburuk ini semestinya dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi manusia dalam mengeksploitas SDA.
ADVERTISEMENT
Selain ketiga tempat di atas, masih banyak api abadi yang menyala dan tersebar di wilayah lainnya di Bumi.