Konten dari Pengguna

5 Faktor yang Menghentikan Perang Dunia II

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
17 September 2020 22:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang pria bersukacita atas berhentinya Perang Dunia II | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria bersukacita atas berhentinya Perang Dunia II | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Apabila berbicara soal penyebab berakhirnya perang, ada banyak hal yang sebetulnya saling mendukung dan saling memengaruhi secara kronologis. Namun, jika mesti dikerucutkan, setidaknya ada lima peristiwa terpenting yang berpengaruh terhadap berhentinya perang secara keseluruhan pada tahun 1945.
ADVERTISEMENT
Mulai dari tekanan dan kekalahan yang terjadi kepada Jerman, sampai pengakuan kekalahan oleh Jepang, berikut ialah rangkumannya.

Tekanan hebat untuk Jerman

Setelah menyerbu seluruh Eropa, dalam tiga tahun pertama Perang Dunia II, pasukan dari Blok Poros dipaksa untuk bertahan setelah Tentara Merah Uni Soviet mematahkan serangan mereka dalam Pertempuran Stalingrad yang brutal. Pertempuran ini berlangsung dari Agustus 1942 hingga Februari 1943. Pertempuran berlangsung amat sengit dan menjatuhkan hampir dua juta korban jiwa, termasuk kematian puluhan ribu penduduk Stalingrad (sekarang Kota Volgograd).
Di sisi lain, ketika pasukan Uni Soviet mulai bergerak maju di Front Timur, Sekutu Barat pun menginvasi Sisilia dan wilayah selatan di Italia. Hal ini menyebabkan jatuhnya pemerintahan diktator Italia, Benito Mussolini, pada Juli 1943. Sekutu kemudian membuka Front Barat dengan invasi amfibi D-Day di Normandia, pada 6 Juni 1944.
ADVERTISEMENT
Setelah mantap memijakkan kaki di bagian utara Prancis, pasukan Sekutu lantas membebaskan Paris pada 25 Agustus 1944, diikuti dengan pembebasan Brussel sekitar dua minggu kemudian.

Perlawanan terakhir Jerman

Ketika pasukan Uni Soviet maju ke Polandia, Cekoslowakia, Hungaria, dan Rumania, sementara Sekutu Barat terus bergerak ke timur, Jerman semakin terjepit di kedua sisi. Jerman Dipaksa untuk berperang dalam dua front dengan sumber daya yang semakin menipis. Adolf Hitler pun semakin putus asa, sehingga mengizinkan serangan terakhir di Front Barat dengan harapan memecah garis Sekutu. Sementara Nazi melancarkan serangan mendadak di sepanjang Hutan Ardennes, di Belgia, dan Luksemburg, pada 16 Desember 1944.
Serangan yang tidak terputus selama enam minggu, dalam kondisi di sugu bawah nol, menyebabkan tentara menderita hipotermia, radang dingin, dan trench foot. Peristiwa yang juga dikenal Pertempuran Bulge ini menjadi serangan terakhir Jerman, yang kehilangan sekitar 68.000 pasukan tewas.
ADVERTISEMENT

Kematian Hitler dan pengakuan kekalahan Jerman

Setelah pengeboman di Dresden dan kota-kota lainnya di Jerman, yang menewaskan puluhan ribu warga sipil, Sekutu Barat menyeberangi Sungai Rhine dan bergerak ke bagian timur menuju Berlin. Saat mereka mendekati ibu kota, pasukan Sekutu membebaskan sisa-sisa korban Holocaust dari kamp konsentrasi, seperti di Bergen-Belsen dan Dachau. Dengan runtuhnya kekuatan Jerman di kedua front, kekalahan tak terhindarkan lagi. Hitler melakukan bunuh diri di bungkernya, pada 30 April 1945.
Pengganti Hitler, Laksamana Agung Karl Dönitz, kemudian memulai negosiasi perdamaian dan pada tanggal 7 Mei 1945. Ia memberi wewenang kepada Jenderal Alfred Jodl untuk menandatangani penyerahan tanpa syarat, atas semua pasukan Jerman yang berlaku pada hari berikutnya.
ADVERTISEMENT
Josef Stalin, bagaimanapun, menolak untuk menerima perjanjian penyerahan yang ditandatangani di markas besar Jenderal Amerika Serikat, Dwight D. Eisenhower, di Reims, Prancis. Hal ini memaksa Jerman menandatangani perjanjian penyerahan lainnya di Berlin, yang diduduki oleh Uni Soviet, yang dilakukan oleh Panglima Tertinggi Wilhelm Keitel pada 8 Mei 1945.

Ledakan nuklir yang melumpuhkan Jepang

Bahkan setelah kemenangan Sekutu di Eropa, Perang Dunia II terus berkecamuk di wilayah Pasifik. Pasukan AS menekan secara lambat, tetapi dengan konsistensi terus mendorong Jepang semakin tersudut. Terutama setelah kemenangan AS pada Pertempuran Midway, pada bulan Juni 1942.
Izin untuk menggunakan bom atom kemudian diberikan oleh Presiden AS, Harry Truman, beberapa minggu setelah uji coba bom atom pertama, yang berhasil dilakukan di Alamogordo, New Mexico, pada 16 Juli 1945. Ia naik ke kursi kepresidenan setelah kematian Franklin D.Roosevelt. Dan ia mengizinkan penggunaan bom atom untuk melawan Jepang, dengan harapan mengakhiri perang secepat mungkin.
ADVERTISEMENT

Pengumuman Kaisar Hirohito

Selain pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang berada di bawah tekanan besar ketika Uni Soviet secara resmi menyatakan perang pada 8 Agustus 1945. Uni Soviet pun menyerbu Manchuria, yang berada di bawah kekuasaan Jepang di timur laut Cina.
Pasukan Angkata Laut AS dan Uni Soviet bersukacita atas kekalahan Jepang | Wikimedia Commons
Dewan Kekaisaran Jepang menemui jalan buntu dan Kaisar Jepang, Hirohito, memutuskan bahwa negaranya harus menyerah. Lantas, pada tanggal 15 Agustus 1945 (sing hari waktu Jepang), sang kaisar mengumumkan Jepang menyerah dalam Perang Dunia II, melalui siaran radio.
Pada tanggal 2 September, Perang Dunia II berakhir secara mutlak, ketika Jenderal AS, Douglas MacArthur, menerima pengakuan kekalahan resmi dari Jepang di atas kapal perang AS, Missouri. Kapal ini berlabuh di Teluk Tokyo, bersama dengan armada lebih dari 250 kapal perang Sekutu.
ADVERTISEMENT