Konten dari Pengguna

Bhang, Minuman Ganja Khas India yang Diminum Dewa Siwa

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
16 Juni 2020 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bhang | Flickr/Sai Abishek
zoom-in-whitePerbesar
Bhang | Flickr/Sai Abishek
ADVERTISEMENT
Apabila kita mencari catatan historis tentang keberadaan ganja dan pengaruhnya terhadap budaya, maka penelusuran tradisi tertuanya akan menuntun kita terhadap pengetahuan yang berasal dari tahun 2000 Sebelum Masehi. Tradisi pemanfaatan ganja ini bahkan masih dilestarikan sampai sekarang dan dapat kita temukan dalam wujud bhang di India.
ADVERTISEMENT
Bhang, adalah minuman dari perasan ganja, biasanya ditemukan selama festival tradisional Hindu di India, seperti saat Holi, Janmashtami, dan Shrivratri. Minuman ini cukup populer di sana dan telah menempuh perjalanan sejarah yang kompleks.
Dalam budaya India, bhang juga telah menjadi bagian integral yang hampir mustahil terpisahkan. Ihwal ini Telah digunakan selama kurang lebih empat ribu tahun lamanya. Di beberapa daerah pedesaan di India, bhang diyakini dapat menyembuhkan demam, gangguan pencernaan, membersihkan dahak, disentri, sunstroke, dan bahkan dapat menyembuhkan gangguan berbicara. Seorang prajurit biasanya akan meminum bhang untuk menguatkan syaraf mereka, sedangkan pengantin baru akan mengonsumsi bhang untuk meningkatkan libido mereka.
Salah satu Dewa Hindu, Siwa, bahkan diyakini telah menggunakan bhang untuk memusatkan perhatiannya dan memanfaatkan kekuatan ilahinya.
Ilustrasi pemanfaatan ganja sebagai tradisi di India | Wikimedia Commons
Sebagaimana kita ketahui pada saat ini, ganja memang memiliki banyak sekali kegunaan, terutama dalam bidang medis, seperti untuk pengobatan dan terapeutik. Dalam budaya kuno pun tak jauh berbeda, ganja kerap dimanfaatkan sebagai obat, terapeutik, dan kebutuhan spiritual. Dalam ritual Ayurvedic dan Tibbi, ganja diberikan untuk mengobati penyakit seperti malaria dan rematik.
ADVERTISEMENT
Ganja telah memiliki reputasi yang sangat lama di tanah India, terutama untuk implikasi religius dan spiritualnya, dan khususnya dalam agama Hindu. Ganja juga dianggap sebagai salah satu dari lima tanaman paling sakral di Bumi.
Ketika India diduduki oleh Inggris, penggunaan ganja sudah tersebar secara tradisi dengan sangat luas di seluruh India. Kolonial Inggris pun menugaskan penelitinya untuk melakukan sebuah studi berskala besar yang dikenal sebagai “Laporan Komisi Obat Rami India Tahun 1894”.
Ahli medis Inggris melakukan 1.193 wawancara di 30 kota untuk menentukan dampak sosial dan moral dari penggunaan ganja. Hasilnya, disimpulkan dengan konsensus yang luar biasa bahwa pelarangan ganja mustahil efektif dilakukan dan tidak dapat dibenarkan, sebab penggunaannya telah diadaptasi secara mssal dan diketahui tidak berbahaya, baik secara sosial maupun fisik.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Inggris enggan membebaskan pemanfaatan ganja begitu saja, karena melihat adanya celah untuk meraup banyak keuntungan. Setelah studi itu, penjualan bhang diotorisasi langsung oleh pemerintah dengan mengeluarkan beberapa izin tertentu. Bhang kemudian menjadi sangat populer hingga hari ini, di mana bhang kemudian memiliki beberapa jenis baru, seperti dalam bentuk padat, versi lassi, dan minuman biasa yang dijual di beberapa festival di India.
Rujukan: