Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Iceland yang Mengimpor Es dari Negara Lain
18 November 2018 20:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tak seperti namanya, hanya sedikit daratan di Islandia yang tertutupi es abadi.

Foto: Lapisan Es Eyjafjallajokull, Islandia | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Nama Iceland alias Islandia sebetulnya timbul dari kekeliruan. Negara tersebut sangat hijau, lebih cocok berbagi nama yang sama dengan Greenland, atau lebih baik bertukar nama sekalian.
Menurut legenda lokal, adalah orang-orang pindahan dari Norwegia yang memberikan nama Iceland. Mereka kabur dari jajahan Bangsa Viking dan sengaja memilih sebutan Iceland untuk tanah barunya agar berkesan menyeramkan. Nama Iceland cenderung muram, tak menjanjikan kehidupan dan kemakmuran, sehingga mencegah orang asing untuk datang ke sana.
Sementara berdasarkan asal-usul sejarahnya, terlepas dari mitos di atas, Islandia ternyata memiliki banyak nama di masa lalu. Naddador, penjelajah Bangsa Norse, menyebut pulau tersebut Snaeland karena dia tiba di sana saat salju turun. Garthar Svavarosson, viking dari Swedia, menamainya Gartharsholmur.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada abad ke-9, seorang Viking, Floki Vilgertharson, menyebutnya Iceland sebab dia kecewa baru sampai di wilayah pegunungan (yang seharusnya hijau) tatkala musim dingin. Seandainya Vilgertharson datang saat musim panas, mungkin nama Iceland tak akan pernah muncul.
Karena selama musim panas, rata-rata per tahun hanya tersisa sekitar 10 persen wilayah (dari total luas daratan Islandia) yang masih tertutup oleh es permanen. Hal tersebut disebabkan suhu lautan di Atlantik Utara menjaga iklim Islandia tetap hangat dengan kondisi pantai yang akan terbebas sepenuhnya dari es.
Selain fakta bahwa lapisan es alami tidak terlalu banyak di Islandia, es buatan manusia di negara ini ternyata sangat mahal. Harga es impor dari negara lain bahkan 40 persen lebih murah ketimbang produksi lokal.
ADVERTISEMENT
Maka tak mengherankan bila akhirnya negara Iceland justru mengimpor berton-ton es dari Norwegia, Inggris, dan Amerika Serikat. Es tersebut lazimnya dijual ke toko-toko kelontong atau industri kuliner rumahan guna menjaga keawetan daging, ikan segar, dan olahan lainnya.
Sumber: icelandreview.com | grapevine.is
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.