Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Inggris Pernah Kehilangan 11 Hari dalam Kalender September 1752
17 Agustus 2020 11:18 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekilas, memang agak membingungkan untuk dimengerti, membayangkan bagaimana Inggris pernah kehilangan 11 hari dalam perhitungan kalender mereka. Rentang hari tersebut terjadi antara 3 September hingga 13 September 1752. Tidak ada kelahiran, tidak ada yang meninggal dunia, tidak ada pernikahan, dan tidak ada perang, yang tercatat pada rentang tersebut.
ADVERTISEMENT
Segalanya terlewat begitu saja selama 11 hari. Jadi, orang-orang pergi tidur pada malam hari tanggal 2 September 1752, dan saat bangun sudah masuk tanggal 14 September 1752.
Adapun penyebab hilangnya sebelas hari tersebut merupakan konsekuensi dari perubahan kalender. Sebelum 2 September 1752, Inggris masih menggunakan kalender Julian, sementara sebagian besar negara tetangganya telah pindah ke kalender Gregorian, yang lebih akurat. Hampir selama tujuh puluh tahun setelah diusulkan, Inggris sebetulnya menyadari bahwa perlahan-lahan perhitungan kalender mereka mulai tidak sinkron dengan bagian dunia lainnya. Untuk mengatasinya, parlemen pun mengeluarkan UU Kalender (Gaya Baru) 1750.
Sejarah awal Kalender
Kalender Julian awalnya diusulkan oleh Julius Caesar pada tahun 46 SM untuk memperbaiki kesalahan yang melekat pada kalender Romawi. Kalender Romawi terdiri dari 12 bulan dengan total 355 hari, yang sekitar 10 hari lebih pendek dari Tahun Matahari. Untuk mengatasinya, kalender Romawi menambahkan 22 atau 23 hari di setiap tahunnya, sama seperti cara kita menambahkan hari kabisat setiap empat tahun. Akibatnya, jumlah hari di kalender Romawi berganti-ganti antara 355, 377, dan 378 hari.
ADVERTISEMENT
Tahun 1582, Paus Gregorius XIII mendorong reformasi kalender. Paus sangat tidak senang bahwa Hari Paskah senantiasa menjauh dari tanggal yang dimaksudkan. Menurut tradisi, Paskah harus dirayakan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama, setelah titik balik pada musim semi.
Sebelum Paus Gregorius XIII, urgensi untuk mengubah kalender sebetulnya telah muncul hampir empat dekade sebelumnya. Tahun 1545, Konsili Trente memberikan wewenang kepada Paus Paulus III untuk mereformasi kalender. Namun, barulah pada tahun 1577, seorang dokter dari Calabria, bernama Aloysius Lilius, menetapkan aturan yang rumit, dengan menentukan tahun kabisat. Kalender yang diusulkannya menuntut bahwa hanya ada satu hari ekstra dalam tahun yang habis dibagi empat, tetapi tidak untuk tahun yang habis dibagi 100, kecuali itu juga habis dibagi 400. Misalnya, tahun 1600 dan 2000 adalah tahun kabisat, tetapi 1700, 1800, dan 1900 bukan.
Sistem kalender baru pun mulai berlaku pada masa Paus Gregorius XIII, dan itulah sebabnya disebut kalender Gregorian. Tanggal perubahan ditetapkan pada 4 Oktober 1582 (menurut kalender Julian), dan esoknya langsung masuk ke tanggal 15 Oktober 1582, yang artinya langsung kehilangan sepuluh hari.
ADVERTISEMENT
Hanya Inggris yang terlambat mengadopsi
Salah satu negara pertama yang mengadopsi kalender baru adalah Spanyol. Karena Philip II, penguasa Spanyol yang juga memerintah Portugal dan sebagian besar Italia, maka perubahannya juga mempengaruhi sebagian besar Katolik Roma di Eropa. Prancis, Polandia, Luksemburg, Kerajaan Bohemia, dan Prusia, menyusul 50 tahun berikutnya.
Sedangkan Inggris, ketika negara-negara tetangganya sudah menggunakan kalender Gregorian, justru masih bertahan dengan sistem perhitungan lawas selama hampir 170 tahun.
Mengadopsi kalender Gregorian, berarti Inggris harus memajukan kalender mereka saat ini sebanyak 11 hari. Walhasil, dari 2 September 1752, esoknya lalu langsung ke 14 September 1752. Akan tetapi, perubahan pada hari tersebut berlangsung secara alami dalam urutan hari, dari hari Rabu (2 September) menuju Kamis (14 September). Perubahan untuk kalender ini juga berlaku untuk semua koloni Inggris, termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
ADVERTISEMENT