Konten dari Pengguna

John Snow, Dokter Pertama yang Menaklukkan Pandemi Kolera

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
7 April 2020 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lukisan Pavel Fedotov tentang kematian akibat kolera pada pertengahan abad ke-19 | commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan Pavel Fedotov tentang kematian akibat kolera pada pertengahan abad ke-19 | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Ada sebuah kalimat yang begitu terkenal dalam film serial Game of Thrones: "You know nothing, Jon Snow." Meski mulanya diremehkan, yang menonton film ini pada akhirnya sadar bahwa Jon Snow ialah sosok tangguh dalam setiap ceritanya. Dia menghadirkan kemenangan berkali-kali, sosok vital yang membawa banyak harapan.
ADVERTISEMENT
Di dunia nyata, tercatat dalam sejarah, juga ada sosok seperti itu. Namanya pun hampir mirip; hanya ditambahkan satu huruf "h" untuk awalan "John".
Pada awal hingga pertengahan abad ke-19, kolera begitu menakutkan bagi rakyat Inggris. Menewaskan puluhan ribu manusia. Teori ilmiah yang berlaku saat itu menyatakan bahwa penyakit disebarkan melalui udara buruk yang disebut "miasma". Sementara dalam mitologi Yunani, miasma adalah polusi/racun, dengan "kekuatan menular", yang memiliki kehidupan mandiri.
Penggambaran epidemi kolera yang disebabkan "miasma" pada abad ke-19 | commons.wikimedia.org
Tetapi, seorang dokter Inggris bernama John Snow curiga bahwa penyakit misterius itu, yang menewaskan para korbannya dalam beberapa hari setelah gejala pertama, justru berasal dari saluran air minum di London. Snow bertindak laiknya Sherlock Holmes. Dia secara ilmiah menyelidiki catatan rumah sakit dan laporan kamar mayat, untuk melacak lokasi yang tepat: dari mana wabah mematikan ini berasal.
ADVERTISEMENT
Dia membuat grafik geografis kematian akibat kolera selama 10 hari. Kemudian dia menemukan bahwa 500 kasus infeksi fatal telah terjadi di sekitar pompa Broad Street, sebuah area yang populer untuk meminum air.
"Segera setelah saya mengenali situasi dan tingkat gangguan kolera ini, saya mencurigai adanya kontaminasi dalam air dari pompa jalanan yang sering dikunjungi di Broad Street," tulis Snow dalam laporannya.
Tidak mudah untuk menyadarkan khalayak yang telanjur bergantung pada keberadaan pompa air jalanan. Otoritas lokal pun cenderung menolak gagasan Snow. Dia berusaha dengan keras, demi meyakinkan para pejabat setempat agar melepaskan pegangan pompa di sekitar Broad Street. Melalui cara ini, pompa tidak dapat digunakan lagi.
Kendala lainnya, sebagian masyarakat pun kepalang percaya bahwa miasma, yang acap kali dikaitkan dengan hal mistis, adalah biang kolera.
Dokter John Snow | commons.wikimedia.org
Namun, ketika ide Snow diaplikasikan, hasilnya seperti sulap. Infeksi mereda dalam tempo cukup cepat. Arahan dari Snow memang tidak menyembuhkan kolera dalam semalam, tetapi secara efektif dan konsisten membawa manusia kepada upaya global untuk meningkatkan sanitasi perkotaan; melindungi air minum dari kontaminasi.
ADVERTISEMENT
Sementara sebagian besar kasus kolera telah diberantas di negara-negara maju, pandeminya masih menjadi penyakit mematikan yang gigih menyebar di negara-negara dunia ketiga. Terutama di negara yang belum memiliki pengolahan limbah memadai dan belum punya akses terhadap air minum bersih. Kendati begitu, seiring waktu setelah pengelolaan sanitasi perkotaan diadaptasi secara global, pandemi ini mulai hilang hilang kekuatan.
Snow, yang lahir pada 15 Maret 1813 dan wafat pada 16 Juni 1858, pun abadi dikenal sebagai pengembang anestesi dan kebersihan medis. Dia dianggap sebagai salah satu pionir epidemiologi modern, sebuah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor yang dapat memengaruhi penyebarannya.
You're now everything, John Snow ....
ADVERTISEMENT