Kisah Cinta Orang Jerman kepada Currywurst, Perpaduan Sosis-Kari Pascaperang

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
23 Januari 2021 10:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kentang goreng dan Currywurst | Gambar oleh Alex dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kentang goreng dan Currywurst | Gambar oleh Alex dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Jerman, sejak abad ke-19, telah menyandang gelar sebagai negara pembuat sosis terenak. Seiring perkembangannya, Jerman pun kini telah memiliki 1500 jenis sosis, dengan currywurst merupakan menu sosis terfavorit di kalangan pelancong maupun masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Currywurst umumnya disajikan dengan kentang goreng atau keripik, sosis, saus tomat, dan taburan bubuk kari. Demi merayakan makanan terenak ini, masyarakat Jerman pun sering mengadakan festival currywurst. Tercatat, festival terakhirnya digelar pada 4 September 2019; dan hari pelaksanaan festival ini disesuaikan dengan sejarah awal kemunculan currywurst.

Sejarah terlahirnya currywurst

Currywurst | Gambar oleh SnaXXy dari Pixabay
Mulanya, setelah Perang Dunia II, Distrik Charlottenburg, Berlin, berada di bawah kendali Inggris. Saat periode ini, tentara Sekutu kerap memperkenalkan makanan dan kebiasaan makan baru ke orang-orang Jerman. Tentara Amerika Serikat, misalnya, yang terbiasa makan saus tomat dengan steak, menyesuaikan menunya menjadi makan sosis dengan saus tomat.
Di sisi lain, bubuk kari pun dibawa oleh tentara Inggris ke Jerman. Mereka pun menyesuaikan bubuk andalannya (yang sebetulnya diadaptasi dari India) dengan sosis Jerman.
ADVERTISEMENT
Jadi, di sebuah kedai di Distrik Charlottenburg, Berlin, para tentara itu sering iseng-iseng mencampuradukkan bahan-bahan dan kebiasaan yang mereka bawa dengan menua apa saja yang ada di kedai. Tak disangka, rasanya ternyata cukup enak.
Sang pemilik kedai, Herta Heuwer, melihat keisengan para tentara itu sebagai percobaan yang menarik. Ia pun ikut-ikutan melakukannya, tetapi mengolahnya secara lebih serius.
Heuwer melakukan barter dengan beberapa tentara Inggris: satu wadah kecil bubuk kari ditukar dengan minuman beralkohol. Ia kemudian mencampurkan kari ke dalam saus tomat, sedikit taburan gula, sedikit garam, dan beberapa tetes worcestershire (saus encer berwarna gelap dari Inggris). Lantas, ia menyiram ramuan tersebut ke atas sosis babi; dan menaburkan lagi sedikit bubuk kari. Maka terciptalah currywurst.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu berselang, currywurst menjadi kuliner jalanan terfavorit di Jerman, terutama di Berlin, selama beberapa dekade kemudian. Lebih dari 850 juta currywurst dikonsumsi setiap tahun di negara Eropa Tengah ini, dengan 70 jutanya di Berlin saja.
Sebuah studi dari tahun 2008 bahkan menyimpulkan bahwa 80 persen orang Jerman menganggap currywurst sebagai bagian utama dari makanan mereka. Saking populernya, dan begitu cintanya orang Jerman terhadap currywurst, sejak 2009, Deutsches Currywurst Museum pun didedikasikan untuk hidangan tersebut.