Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kisah Investigasi Tenggelamnya Kapal Titanic 1902, Akurasi yang Tidak Dihargai
6 Maret 2021 10:56 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ketika Kapal Titanic tenggelam pada malam tanggal 14-15 April 1912, banyak sanak keluarga dari kedua sisi benua (Eropa—Amerika) dengan panik menunggu berita lebih lanjut. Surat kabar yang beredar hanya sedikit mengumpulkan informasi, yang akhirnya hanya mengandalkan spekulasi dari mulut ke mulut.
ADVERTISEMENT
Barulah setelah kapal penyelamat, Carpathia, tiba di New York pada 18 April, informasi yang lebih jelas mulai muncul — kendati masih banyak rumor yang merajalela. Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris Raya bergerak secara agresif untuk mencari tahu penyebab kapal tersebut dapat tenggelam.
Dalam penyelidikan, Amerika Serikat diwakili oleh seorang senator bernama William Alden Smith. Ia bukanlah orang yang suka membuang-buang waktu. Terbukti, ia dan rombongannya langsung menemui para korban dan saksi kunci yang dibawa oleh Carpathia di dermaga New York untuk diinterogasi, sebelum mereka kembali ke Inggris.
Penyelidikan dilakukan dengan memanggil sebanyak 82 korban Titanic secara keseluruhan, termasuk 4 perwira, 34 awak kapal, dan 21 penumpang. Mereka memberikan kesaksian tentang kecepatan kapal yang tidak sesuai, ketidakpedulian kapten terhadap peringatan gunung es, ketidaksiapan awak dalam menangani sekoci, dan yang paling mengerikan adalah adanya kapal lain di dekat Titanic, namun terlihat menolak membantu.
ADVERTISEMENT
Laporan ini kemudian dimuat dan dipublikasikan pada 28 Mei dan menjadi dokumen penting bagi sejarah Titanic hingga hari ini.
Bagaimanapun, sebuah surat kabar di London menyatakan bahwa laporan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bahkan, banyak surat kabar di dunia menyebut Smith sebagai orang yang kurang ilmu pengetahuan dan menertawakan pertanyaan yang dilontarkannya kepada orang-orang kapal, di mana yang paling terkenal, “Tahukah kamu, gunung es itu terdiri dari apa saja?”.
Penyelidikan pun berlanjut setelah dua minggu dari peristiwa tenggelamnya Titanic. Namun, kali ini dilakukan oleh Tuan Mersey atau yang dikenal sebagai John Charles Bingham, seorang pengacara terkenal dari Inggris saat itu.
Ia kemudian melakukan investigasi dengan memanggil 97 korban Titanic dan mengeluarkan laporannya pada akhir Juni. Isinya sebagian besar sama dengan yang ada di laporan AS, yang membedakan hanyalah para penyidik Inggris ini kurang memperhatikan aspek kemanusiaan dan lebih fokus pada masalah-masalah bahari dan navigasi. Laporan tersebut juga ikut mengecewakan beberapa pengamat, di mana mereka semua berharap akan ada kritik keras kepada kapten Titanic, E.J. Smith, namun nyatanya tidak.
ADVERTISEMENT
Mengenai dua pria yang sangat berbeda dalam memimpin penyelidikan untuk negara mereka masing-masing, baik Smith maupun Mersey, paling tidak sudah berusaha dan cukup untuk diapresiasi. Bagi Mersey sendiri, penyelidikan Titanic ini telah membuatnya melakukan banyak persiapan berharga, di mana pada tahun 1915, Ia kembali memimpin penyelidikan terhadap bencana laut lain, yakni tenggelamnya Kapal Lusitana. [*]