Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Lukisan Pasir dalam Botol Karya Seniman Difabel
17 Oktober 2018 23:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tunarungu dan tunawicara tidak menghentikan Andrew Clemens untuk menciptakan hal luar biasa.
Mendeskripsikan Andrew Clemens sama halnya dengan menuturkan sebuah keajaiban. Menjelaskan dirinya dalam empat atau lima paraghraf saja, tak akan cukup sebetulnya. Dia telah melampaui batas-batas kekurangan sebagai manusia; sebagaimana keajaiban, hanya meninggalkan kita dalam kekaguman yang sulit terulang.
ADVERTISEMENT
Lahir 29 Janurari 1857 di Iowa, Amerika Serikat, dia kehilangan kemampuan berbicara dan mendengar pada usia 5 tahun --akibat ensefalitis. Bukan kondisi mudah, juga tidak perlu dijadikan oleh Clemens sebagai alasan untuk menyerah.
Di usia 13 tahun, bakat seni Clemens mulai mekar. Kala itu dia berstatus siswa di Sekolah Khusus Tunarungu Iowa, dan selama liburan musim panas hampir selalu mengisi waktu untuk mengumpulkan butiran pasir berwarna alami dari Pictured Rocks --area Pikes Peak State Park.
Menggunakan kail dan hickory stick, dia tuangkan pasir pelan-pelan ke dalam botol sesuai dengan kebutuhan warna dari objek lukisannya. Idenya ialah membuat kekokohan permanen kepada lukisan dengan hanya mengandalkan tekanan dari butiran pasir. Tanpa menggunakan lem, desain Clemens yang paling rumit dapat memakan waktu hingga satu tahun untuk menyelesaikannya.
ADVERTISEMENT
Sabar, hingga sentuhan terakhir, Clemens akhirnya akan menyegel botol lukisan pasir itu dengan tutup gabus dan lilin --untuk mencegah kebocoran sekecil mungkin. Sangat menggemaskan untuk diketahui darinya, bahwa terkadang dia memulai sebuah lukisan secara terbalik, sehingga saat selesai dia mesti menutup botol dengan aman dan membalikkannya ke atas --terbayang jika sampai gagal?
Tak butuh waktu lama bagi Clemens untuk menjemput popularitas, bahkan semenjak pertama kali karyanya dilihat khalayak mereka mulai memesan dan membeli. Pada usia 17, dia mendapatkan liputan perdana dari media lokal North Iowa Times (1875); setelah itu, kesuksesan bukan lagi sekadar dongeng bagi disabilitas sepertinya.
Karya-karya Clemens dijual dengan harga cukup fantastis pada abad abad ke-19, berada di kisaran 5-7 dolar Amerika Serikat. Hari ini, harga tersebut lebih kurang setara dengan puluhan ribu dolar, yang berarti bisa mencapai ratusan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Clemens diperkirakan menghasilkan dan menjual ratusan lukisan pasir dalam botol selama masa hidupnya, sampai dia meninggal pada 14 Mei 1894. Tetapi hanya sedikit yang bertahan hinga sekarang, terlalu banyak yang telah rusak atau alamat pembelinya tidak dapat ditelusuri lebih jauh.
Setelah Clemens, hampir dipastikan tidak ada orang lain yang mampu memporduksi bentuk seni yang sama dengannya. Dengan tingkat kerumitan tersebut, dipercaya bahwa Clemens ialah penemu sekaligus orang paling berkualitas terakhir yang mempraktikan lukisan pasir dalam botol.
Sumber: nytimes.com | mcgregor.lib.ia.us